Tiga filosofi pohon.



Ketika kemarin aku bersih-bersih foto di laptop, ada beberapa folder yang aku buka. Dan aku sempat melihat foto yang aku tautkan diatas. Setelah aku melihat beberapa foto lain, ternyata memang banyak foto-foto pohon lainnya.

Singkat cerita, aku ini memang terkesan sama pohon. Kalau ditanya tentang hal-hal favorit, pohon jadi salah satu hal yang bisa kusebutkan dengan mudah.

Lalu pas aku merenung mencari ide untuk hari ini aku berjalan-jalan di lahan depan rumah. Ngobrol dengan mama. Melihat juga ada banyak hal-hal yang membuatku terkesan dengan pohon dan bisa menjadi hal-hal yang improve keseharian kita.

Karena itu, hari ini aku akan membahas tiga filosofi pohon (atau tanaman).

 

Satu, oksigen yang bermanfaat.

Hal klise ya? Pohon menciptakan oksigen. Tapi yang aku lebih memikirkan ke cara ia memproduksi oksigen. Dari sinar matahari yang panas, dikonversi menjadi sebuah energi, menghasilkan oksigen. Ini yang bisa manusia contoh dari pohon.

Sebagai manusia kita pasti mendapatkan sesuatu yang tidak enak. Sama seperti sinar matahari yang panas tadi. Terik, panas, tidak enak. Tapi sama seperti pohon, dia tidak menelan mentah-mentah dan tidak berusaha tumbuh di tempat yang teduh. Tidak. 

Pohon berusaha untuk mengubah panasnya sinar matahari tersebut menjadi sebuah hal yang berguna. Melalui proses yang ada di dalam dirinya, sehingga orang-orang lain merasakan kebermanfaatannya.

Sehingga itulah tantangan manusia yang bisa kita tiru dari sebuah pohon. Kita punya kekuatan untuk mengelola hal-hal yang kurang mengenakkan menjadi sesuatu yang bermanfaat.

 

Dua, berdampingan dengan semuanya.

Pohon / tanaman secara umum, adalah makhluk hidup yang memecahkan teka-teki koeksistensi. Apa yang dimaksud? Pohon bisa hidup berdampingan dengan manusia dan hewan.

Manusia dan hewan saja belum tentu bisa hidup berdampingan, namun pohon bisa hidup berdampingan dengan manusia, dan pohon bisa hidup berdampingan dengan hewan.

Misal ada kucing liar yang hidup di lahan rumah, tidak semua orang suka. Terlebih lagi kalau hewan-hewan lain seperti kelabang ataupun kecoa. Tidak semua orang suka hewan tersebut berada di rumah.

Berbeda dengan tanaman. Setiap orang pasti tidak masalah jika ada tanaman di depan rumahnya, setidaknya rumput ataupun tanaman hias.

Itulah yang kita pelajari sebuah pohon. Hiduplah berdamai dengan semua orang. Berdampingan dan hidup bersama, tidak saling merusak satu sama lain.

 

Tiga, setiap bagian tubuhnya bermanfaat.

Ketika kita melihat pohon (atau tanaman), kita melihat bahwa ada banyak manfaat yang dimilikinya. 5 bagian tanaman: batang, bunga, buah, akar, dan daun, semua memiliki banyak manfaat. Kalau buah tentunya kita mengenal banyak yang bermanfaat, namun coba kita lihat keempat lainnya.

Kayu manis (Cinnamomum verum) misalnya, batangnya memiliki banyak manfaat-manfaat. Mulai dari menurunkan berat badan, baik untuk penderita diabetes, meningkatkan kekebalan tubuh, hingga mengatasi kista.

Bunga telang (Clitoria ternatea) misalnya, memiliki manfaat-manfaat kesehatan seperti meringankan gejala depresi, mengandung antioksidan, hingga menyembuhkan luka.

Akar alang-alang (Imperata cylindrica) misalnya, memiliki manfaat-manfaat seperti mengatasi panas dalam, menurunkan tekanan darah, menjaga kesehatan jantung, hingga mengatasi asma.

Daun sirih (Piper betle) misalnya, memiliki manfaat mengurangi bau badan, meredakan sakit gigi, bahkan bisa bertindak seperti antiseptik alami.

Poinku adalah, setiap bagian dari pohon/tanaman sangatlah bermanfaat. Itu yang harus kita tiru. Bagaimana caranya supaya setiap bagian dari diri kita membawa kebermanfaatan untuk orang lain. Talenta kita, omongan kita, perilaku kita, tindakan kita. Sudahkah eksistensi kita membawa manfaat?

 

Kesimpulan

Ya itulah tiga filosofi pohon / tanaman yang saat ini aku dapatkan. Semoga bisa meringankan dan membawa manfaat yak! Kalau misal ada hal-hal yang ingin kita cari filosofinya, yuk komentar dan akan kubahas secepatnya. Kalau misal ada pertanyaan juga boleh, akan kujawab sebaik mungkin sebisaku.


Copyright disclaimer

Segala tulisan ini adalah buah pemikiran dari Samuel Dimas Suryono (samueldim). Tulisan ini dapat diproduksi dalam bentuk yang berbeda sesuai ijin dari penulis. Jika anda ingin memproduksi ulang, harap cantumkan sumber yang jelas bahwa anda terinspirasi oleh “samueldim.com” ataupun “@samueldim” ataupun “Samuel Dimas Suryono”. Terima kasih!