Expertise dan kredibilitas saya: #SukaMikir.

Mungkin jadi pertanyaan banyak orang, apa yang jadi expertise saya sampai-sampai saya berani membuat konten dan menulis secara rutin?

Jadi profil saya adalah seorang: Psikolog (psychologist), Konsultan (consultant), Pendidik (educator), Pembicara (public speaker), dan seorang Penulis (writer).

Lima nuansa spesifik itu sudah dibentuk dan direncanakan bahkan paling lama sejak 2007!

Saya belajar menjadi seorang konsultan sejak 2018, menjadi seorang pendidik sejak 2015, mendalami psikologi sejak 2013, menjadi seorang penulis sejak 2010, dan menjadi seorang pembicara sejak 2007. Jika dihitung-hitung setiap bidangnya, total pengalaman saya sebagai seorang samueldim (Samuel Dimas) adalah 52 tahun.

Sejak kecil, selalu menyempatkan waktu untuk memikirkan banyak hal. Jadi memang expertise saya adalah mikir.

Berpikir.

 

Semua dimulai dari buku.

Sejak kecil saya suka membaca buku. Dimulai dari buku Harry Potter, berlanjut ke ratusan buku lainnya. Saya dulu menerima label bahwa saya seorang “kutu buku” atau istilahnya nerd.

Tapi sebenarnya, believe it or not: “Saya tidak suka baca buku.” Fakta ini saya sadari ketika jenis buku bacaan saya yang semula fantasi/fiksi, beralih pada jenis buku self-help/non-fiksi, dsbnya.

Ceritanya panjang, tapi singkat cerita saya membaca bukan karena saya suka membaca. Tapi karena saya jatuh cinta dengan proses berpikirnya.

Mendapatkan informasi baru, asimilasi informasi, asosiasi knowledge, dan banyak hal lain. Hal inilah yang membuat saya mengadopsi #SukaMikir.

Perjalanan saya mencintai proses berpikir ini membuat saya jadi orang yang sangat reflektif. Suka merenungkan poin-poin dalam kehidupan lah. Karena saya jadi #sukabertanya.

Jadi, saya terlatih bertanya dan menjawab. Saya terlatih untuk berpikir secara orisinal, kreatif, dan kritis. Hal ini juga dipertajam juga dengan deductive reasoning dan inductive reasoning.

Pada intinya, mindsetku adalah: growth. pertumbuhan. Karena saya merasa pertanyaan yang baik, jika dijawab dengan baik akan sangat bermanfaat.

 

Bertanya, sebagai bentuk higher calling.

Inilah yang menjadi higher calling saya, higher purpose saya. Ini yang jadi alasan saya membuat konten, menulis, dan jadi seorang Psikolog.

Saya ingin jadi teman diskusi dan menjawab pertanyaanmu dengan tepat. Tentang apapun.

Fokusnya di kamu, bukan aku. Bertanyalah.



So I can help you grow. I believe we can grow together.

Gimana sih maksudnya?

Intinya, kamu ada pertanyaan, aku bantu mikir. Lalu aku jawab. Supaya pertanyaan tersebut bermanfaat untuk mengembangkan dirimu, ataupun lingkungan sekitarmu.

 

Misal kamu sebagai individu:

“Relationshipku kok gini gini aja?” aku bantu mikir.

“Karirku gini gini aja ya? gimana ya?” aku bantu mikir.

“Masa depanku gimana ya?” aku bantu mikir.

 

Atau mungkin kamu juga punya usaha:

“Karyawanku kok pada malas-malas ya?” aku bantu mikir.

“Cara mengembangkan tim gimana ya?” aku bantu mikir.

“Karyawanku kok gini ya? ada apa?” aku bantu mikir.

 

Apapun itu, aku bantu mikir. Kamu tidak sendiri.

 

Jadi, apapun yang sedang kalian rasakan.

Jangan merasa sendiri.

 

Kok mau sih bantuin orang?

Ya pertanyaannya kubalik: Kenapa nggak? Why not?

Hidup terlalu singkat untuk dinikmati sendiri.

Aku jadi teringat filosofi Jawa, urip iku urup.

Urip (hidup) iku (itu) urup (menyala). Filosofi Jawa ini menjelaskan bahwa hidup itu haruslah menyala. Menjadi cahaya dan jadi penerang buat orang lain.

Karena itu kalau kamu merasa hidup sedang gelap di sisi manapun, entah itu diri sendiri, keluarga, pekerjaan, dsbnya.

Sini mendekatlah. Kubagi sedikit cahayaku. Mari berbagi cahaya, menjadikan dunia ini sedikit lebih baik daripada sebelumnya.


Copyright disclaimer

Segala tulisan ini adalah buah pemikiran dari Samuel Dimas Suryono (samueldim). Tulisan ini dapat diproduksi dalam bentuk yang berbeda sesuai ijin dari penulis. Jika anda ingin memproduksi ulang, harap cantumkan sumber yang jelas bahwa anda terinspirasi oleh “samueldim.com” ataupun “@samueldim” ataupun “Samuel Dimas Suryono”. Terima kasih!