Hati-hati di jalan.



Beberapa hari ini aku banyak bertemu dengan orang. Ada yang seusiaku, ada yang lebih muda, ada yang lebih tua. Beberapa ada yang kerja di industri manufaktur, ada yang di industri perbankan, ada yang di bidang jasa. Ada yang setara staff, ada yang setara supervisor, ada yang setara manajer.

Pertemuan-pertemuan tersebut mengingatkanku bahwa kita semua punya jalannya masing-masing. Iya, kita punya jalan yang kita pilih, dan yang kita lalui berdasarkan apa yang jadi keputusan kita di masa lalu. Tapi apapun itu, pada intinya, kita akan selalu menjalani sesuatu.

Titik awal kita mungkin sama. Sama-sama lahir dari manusia. Tetapi ada yang memilih SMA / SMK, ada yang berkuliah atau kerja. Dan lain sebagainya. Jalan yang dipilih dari keputusan-keputusan tersebutlah yang membuat kita berbeda.

Bayangkan sama seperti pohon, masing-masing punya cabangnya sendiri. Cabang-cabang itu layaknya keputusan yang kita ambil. Dalam sehari pun, banyak sekali cabang-cabang kecil yang kita belum sadari. Cabang-cabang kecil itulah layaknya persimpangan jalan yang akan membawa kita pada hasil akhir / outcome yang berbeda.

Mulai dari waktu kita bangun pagi, hingga saat kita mau memejamkan mata, hidup ini penuh dengan ratusan persimpangan jalan.

Apapun pilihan yang kita ambil, kita harus tetap berjalan.

 

Karena hidup tidak berhenti.

Ya itu yang aku pahami. Hidup ini layaknya sebuah jalan raya bebas hambatan, atau jalan tol yang memang semua berjalan setiap saat.

Jalan-jalan-jalan-jalan-jalan-jalan terus, tidak ada yang berhenti. Hanya saja dalam hidup ini ada yang memilih untuk berjalan secepat mungkin, ada yang pelan-pelan dan menikmati pemandangan. Bebas, pilihan pribadi.

Tapi yang jelas, hidup selalu berjalan. Waktu terus berjalan.

Setidaknya dalam pemahamanku, tidak ada yang bisa menghentikan jalannya waktu. Sejauh ini belum ada yang tercatat bisa membalikkan waktu.

Keputusan lalu yang sudah kita ambil, tidak bisa kita ambil lagi. Kita bisa sesekali cek spion, tetapi kita tidak bisa kembali dan mengulangi.

Kita terus berjalan.

Entah itu suka atau tidak dengan keputusan, kita akan terus berjalan.

Terkadang pun kita dihadapkan dengan persimpangan yang kita tidak tahu ujungnya. Apapun itu, kita tidak bisa berhenti. Kita harus memilih. Sebab hidup terus berjalan.


Lihat belakang, tapi fokus kedepan.

Seperti yang sudah aku sebutkan sebelumnya. Lihat kebelakang tidak apa-apa. Sesekali kita melihat spion untuk mengingat kembali apa saja hal-hal salah yang sudah kita lakukan. Lalu apa? Diperbaiki.

Kita tidak bisa melihat terus-terusan ke belakang dan berharap bahwa hal tersebut akan berubah. Tidak. Sebab kita sudah jauh ratusan kilometer ke depan.

Kalaupun kita ingin berfokus ke belakang, itu bukanlah hal yang bijak. Sebab saat kamu melihat ke belakang, kendaraanmu tidaklah berhenti. Karena di jalan tersebut hidup tidak berhenti.

Sehingga ketika kita terlalu berfokus pada kesalahan kita di masa lalu, kita akan sulit melihat kesempatan-kesempatan baru di masa mendatang.

Karena seiring berjalannya waktu, jalan tersebut tidak berhenti.

Kalau dalam hidup kita masih sering menangisi hal-hal di masa lalu, kita akan melewati peluang ratusan senyuman di masa datang.

Kita terus berjalan maju, jangan terlalu sering lihat ke belakang.

Karena itu, hati-hati di jalan.


Copyright disclaimer

Segala tulisan ini adalah buah pemikiran dari Samuel Dimas Suryono (samueldim). Tulisan ini dapat diproduksi dalam bentuk yang berbeda sesuai ijin dari penulis. Jika anda ingin memproduksi ulang, harap cantumkan sumber yang jelas bahwa anda terinspirasi oleh “samueldim.com” ataupun “@samueldim” ataupun “Samuel Dimas Suryono”. Terima kasih!