Ya. Itu argumenku. Manusia didesain untuk bertumbuh. Dalam arti, manusia adalah makhluk yang dinamis. Kita didesain untuk berkembang dan memiliki kemampuan adaptasi yang sangat ekstrim.
Manusia ditemukan di gurun terpanas, dan desa terdingin.
Manusia ditemukan di kota yang padat, dan hutan belantara.
Manusia ditemukan di gunung tertinggi, dan di padang yang
rata.
Itulah kemampuan manusia, bertumbuh dan berkembang
menyesuaikan diri untuk sekitarnya.
Beberapa hari ini aku banyak berpikir soal pertumbuhan yang
aku rasakan. 10 tahun lalu, aku tidak menyangka akan jadi orang seperti
sekarang. Itu yang pasti.
Pertumbuhan itu nyata!
10 tahun yang lalu, aku baru belajar dunia Psikologi. Aku
melihat keindahan mengenal dan mendalami kepribadian manusia. Aku merasa bahwa
potensi manusia tidaklah terbatas, yang membatasi hanyalah imajinasi kita.
10 tahun lalu, aku bahkan tidak akan mengetahui bahwa ilmu
yang aku pelajari akan membawa banyak kebermanfaatan. Hingga saat ini, ratusan
orang sudah pernah aku tolong. Belum terhitung yang kubantu dengan cuma-Cuma,
hanya Tuhan yang tahu.
Tapi intinya ini. Dulu aku waktu SMP dan SMA, aku sama
sekali tidak pernah membayangkan aku jadi seperti ini! Dan kemungkinan besar
itulah juga yang kau rasakan.
Menariknya, 10 tahun kemudian kita tidak akan bisa
memprediksi dimana kita! Betapa indahnya kemampuan manusia untuk bertumbuh,
berkembang, dan beradaptasi sesuai arah yang hidup sudah tujukan kepada kita.
Aku pribadi telah merasakan bahwa ada hal diluar yang bisa
kita lihat. Ada tangan-tangan tak terlihat yang membukakan jalan untuk kita
lalui. Bagiku, itu adalah tangan Tuhan. Bagimu, terserahmu.
Tapi intinya, ada benang takdir yang mengarahkan kapan kita
harus kemana. Kamu hanya perlu peka terhadap hal tersebut.
Tetaplah konsisten.
Saya tidak bisa menekankan pentingnya konsisten.
Dulu tahun 2010, saya menulis. Tulisannya sederhana. Dimulai
dari membuat postingan tentang teman-teman saya. Sepanjang 3 tahun saya SMA,
saya sudah membuat setidaknya 150 tulisan.
Dulu kelas 1 SMA, saya membuat blog ini. https://x5ismyclass.blogspot.com/
Lalu tahun berikutnya, saya membuat blog ini. https://xi-a3ismyclass.blogspot.com/
Lalu tahun berikutnya, saya membuat blog ini. https://xii-a1ismyclass.blogspot.com/
Note: Blog hanya tersedia dalam bahasa Indonesia. Sorry!
Saat saya menulis itu tulisan saya masih kaku. Tapi saya
mencoba saya untuk tetap konsisten. Di setiap guratan dan pemilihan katanya,
saya bertumbuh sampai hasilnya yang kalian bisa baca sekarang.
Ya itulah manusia. Kita semakin dewasa seiring berjalan
waktu. Kita bertumbuh.
Bertumbuh > tidak bertumbuh.
Bertumbuh akan jauh lebih mudah dilakukan dibanding tidak
bertumbuh. Mengapa? Karena argumen awalku, bahwa manusia didesain untuk
bertumbuh.
Bertumbuh adalah kebutuhan psikologis dan itu adalah suatu
kebutuhan mendasar manusia. Seringkali orang yang bekerja selama 5-6 tahun,
salah satu alasan ia keluar kerja selalu terkait tentang pertumbuhan / growth.
“Tidak ada pertumbuhan, bosan itu-itu saja.”
“Tidak ada tantangan baru.”
“Tidak ada hal baru.”
Tidak ada pertumbuhan yang dirasakan akan membuat kita
terganggu. Secara psikologis, secara alam bawah sadar, diri kita memberi tahu
bahwa kita sadar bahwa ‘kita belum bertumbuh.’ Hal tersebut bisa jadi
memanifestasikan dirinya sebagai sebuah kecemasan, rasa kurang nyaman, atau
bahasa kerennya: quarter life crisis.
Jika tahun ke tahun kamu merasa tidak bertumbuh, maka
saatnya evaluasi.
Tujuan evaluasi adalah melihat alasan kamu tidak bertumbuh,
sekaligus memberi jeda dirimu. Jangan-jangan kamu sudah bertumbuh tapi kamu
tidak sadar.
Sama seperti tulisanku, aku pun tidak merasa aku bertumbuh.
Hanya menulis saja secara konsisten.
Tapi setelah melihat blog ku yang lama, eh ternyata ada
bedanya. Hahaha.
Semangat menjadi manusia!
Selamat bertumbuh.
Copyright disclaimer
Segala tulisan ini adalah buah pemikiran dari Samuel Dimas Suryono (samueldim). Tulisan ini dapat diproduksi dalam bentuk yang berbeda sesuai ijin dari penulis. Jika anda ingin memproduksi ulang, harap cantumkan sumber yang jelas bahwa anda terinspirasi oleh “samueldim.com” ataupun “@samueldim” ataupun “Samuel Dimas Suryono”. Terima kasih!