Membentuk tujuan hidup. Part 1: Values.

Apa tujuan hidupku?

Itu pertanyaan yang muncul ke diriku beberapa hari terakhir. Manusia itu butuh tujuan. Dan ketika membicarakan tujuan, berarti kita bicara soal tujuan akhir (yang sifatnya lebih jangka panjang) atau tujuan jangka pendek.

Sehingga sebelum aku melakukan sesuatu harus ada perenungan lebih dalam tentang dua ini.

Contoh kalau kita bicara soal kerja. Tujuan jangka pendeknya ya, untuk mendapatkan uang. Tujuan akhirnya ya misalnya: 5 tahun kedepan mau jadi apa?

Ada orang yang masih bekerja dan bercita-cita jadi manajer.

Ada yang merasa 5 tahun kedepan tujuannya tidak disini lagi.

Ada yang 5 tahun lagi ya belum ada bayangan jadi apa.

Kemungkinan besar mereka yang belum tahu ini memunculkan krisis dalam dirinya, yang ia sendiri pun tidak sadari.

Macam-macam.

Tapi siang hari ini aku kembali mempertanyakan diriku lagi, apa sih yang aku mau kejar dalam hidup? Bukan tentang apa yang kita kerjakan sekarang, tapi hidupku ini (secara umum) mau jadi apa?

Pada tulisan kali ini aku akan menceritakan proses yang sudah aku lalui. Ada tiga tips soal mencari tujuan hidup, namun topik kali ini akan kubagi menjadi tiga bagian supaya tidak over complicated. Cek tulisan kedua disini, dan tulisan ketiga disini.

Pada tulisan kali ini, akan kubagi cara pandang pertamaku dalam menemukan tujuan hidup.

 

Ingin jadi manfaat untuk orang lain

Cara pertamaku adalah: kembali pada personal value.

Menjadi bermanfaat adalah personal valuesku. Jadi sederhananya, dimanapun itu aku akan berkomitmen untuk membawa kebermanfaatan.

Lalu coba pikirkan lagi. Kebermanfaatan adalah value pertama. Namun aku percaya bahwa di balik value tersebut akan ada value-value lain yang bisa kita dapatkan.

Jika aku memikirkan lagi, membawa kebermanfaatan bisa di breakdown lagi ke values lain. Yaitu kesederhanaan.

Kok bisa? Ya sederhananya jika ada konsep yang rumit, akan kujelaskan dalam bentuk yang sederhana. Sehingga akan menjadi manfaat bagi orang lain yang membaca.

Hal-hal abstrak, jadi simple. Simplicity is king!

Menjelaskan hal rumit menjadi sederhana, adalah komitmenku.

Mari membawa kebermanfaatan.

Dari situ, aku menemukan tujuan sebagai konsultan (consultant) dan pembicara (public speaker). Aku merasa bahwa dalam dua hal tersebut, aku akan selalu membantu membawa kebermanfaatan.

 

 

Sebagai konsultan: Bermanfaat untuk scope organisasi

Sebagai konsultan, aku sering dihadapkan pada masalah-masalah yang tidak disadari. Karena kecenderungan seseorang bila berada dalam organisasi, dia tidak akan melihat masalahnya.

Terkadang, orang-orang dalam organisasi hanyalah sekadar hidup (simply existing). Masalah sudah masuk kedalam / menjadi bagian tentang keseharian, sehingga untuk menyelesaikan permasalahan butuh pandangan luar dari seorang konsultan.

Masalah organisasi adalah hal-hal kompleks. Sehingga disitulah tantanganku membawa kebermanfaatan dalam bentuk kesederhanaan.

Bisa nggak dalam 5-10 jam pertama aku menganalisa permasalahan organisasi dan memberi jawaban yang bisa dilakukan untuk 1 tahun kedepan? Bisa.

Sehingga dengan menjadi seorang konsultan, aku akan berusaha membawa kebermanfaatan.

 

Sebagai pembicara: Bermanfaat untuk scope individu.

Sama halnya sebagai seorang pembicara (public speaker). Aku selalu membawa pandangan-pandangan unik dalam setiap materi yang kubawakan.

Beberapa materi yang kubawakan sejauh ini misalnya: Happiness, Psychology, Leadership, Critical Thinking, Creative Thinking, Public Speaking, Human Resources, Team Building, Personal Branding, Negotiation, Manner, Integrity, Personal Career Planning, Interpersonal & Intrapersonal Communication.

Materi-materi tersebut kubawa dalam konteks dan pemahaman yang lebih sederhana.

Cara sederhananya dengan mengukur pemahaman peserta, dan membuat ia paham setingkat lebih tinggi di atasnya.

Misal kita berbicara dalam skor 1 (sangat tidak menguasai) sampai 10 (sangat menguasai). Contoh dalam konteks public speaking, kemampuan peserta adalah 3. Maka ketika aku membawa materi adalah mengendapkan skor 3 tersebut, dan membuat ia menjadi 4. Bukan menjadi 10 di saat itu juga.

Itu yang aku rasa orang-orang sering terlewat. Tahap demi tahap.

 

Kesimpulan.

Ini adalah tulisanku pertama tentang tujuan hidup, yakni tentang value personal. Apa value pribadimu?

Semoga teman-teman bisa mendapatkan banyak hal terkait ini. Tulisan ini adalah bagian pertama dari tiga tulisan tentang tujuan hidup.

Jika ada pertanyaan, silahkan tulis di bawah, dan mari berdiskusi!

Semoga kita dalam keadaan baik.


Copyright disclaimer

Segala tulisan ini adalah buah pemikiran dari Samuel Dimas Suryono (samueldim). Tulisan ini dapat diproduksi dalam bentuk yang berbeda sesuai ijin dari penulis. Jika anda ingin memproduksi ulang, harap cantumkan sumber yang jelas bahwa anda terinspirasi oleh “samueldim.com” ataupun “@samueldim” ataupun “Samuel Dimas Suryono”. Terima kasih!