Menyenangkan semua orang itu mustahil.

Judul itu adalah salah satu argumen yang aku yakini. 99.9999% tidak akan aku ubah sampai akhir zaman. Kenapa tidak 100%? Ya karena bagi Tuhan tidak ada yang mustahil. Tapi menurutku pribadi dari seluruh argumenku, ini adalah argumen yang paling aku yakini dan imani.

Bahwa, mustahil untuk menyenangkan semua orang. Kita mulai dulu tulisan ini dengan kesepakatan itu.

Untuk teman-teman yang masih percaya kita bisa menyenangkan semua orang, maka tulisan ini akan mengubah pemikiran anda.

Untuk teman-teman yang percaya bahwa kita tidak bisa menyenangkan semua orang, good! Maka tulisan ini akan membuat anda berani bersikap demikian.

Tulisan ini dibuat dari salah satu request follower instagram, kalau kamu mau request tulisan, silahkan tuliskan juga yak!

Inilah argumenku kenapa mustahil untuk menyenangkan semua orang, dan mengapa kita harus berani bilang tidak.

 

Keinginan manusia tidak ada batasnya

Ya. Kalau kita bicara kesenangan, erat kaitannya dengan keinginan. Yang berarti apa? Aku ingin sesuatu, dan hal tersebut terpenuhi, akan membuat kita senang. Yakan? Keinginan yang terpenuhi sangat erat kaitannya dengan kesenangan.

Sehingga orang-orang yang suka menyenangkan orang lain, punya kecenderungan awal untuk mulai suka memenuhi keinginan orang lain.

Katakanlah orang tuamu, pacarmu, temanmu, atau bahkan tetanggamu. Tapi pada intinya, kamu suka membuat mereka senang dan berusaha memenuhi keinginan mereka.

Masalahnya? Keinginan mereka tidak ada batasnya.

Bayangkan betapa dalamnya keinginan manusia. Katakanlah kamu habis membeli sebuah handphone, selang 2 minggu kamu akan bosan. Padahal handphone tersebut bukanlah barang murah.

Contoh kedua, soal makan. Pagi ini kamu ingin makan ayam bakar. Siang kamu ingin makan makanan lain. Apalagi malam. Belum terhitung jika ingin makan cemilan.

Bayangkan, dalam waktu satu hari saja kita ingin banyak hal yang berbeda.

Bayangkan apa yang terjadi ketika kamu memenuhi keinginan seseorang. Orang tersebut akan selalu mengharapkan effort yang lebih. Katakanlah kita nilai nomor 1-10.

Effortmu 7, ia akan senang. Lama kelamaan, effort 7 tidak akan lagi memuaskan keinginan dia. Dia akan memintamu memberi effort sebesar 8. Demikian seterusnya sampai kamu lelah. Paham ya?

Jadi kita harus berani mengatakan TIDAK pada keinginan orang lain. Sebab kalau kamu mengiyakan semua keinginan orang lain, berarti kamu tidak punya keinginan sendiri.

Bagaimana bisa keinginan orang lain mendefinisikan dirimu?

 

Kesenangan akan berlalu, kemarahan akan berlalu.

Bayangkan saja ketika seseorang memiliki keinginan supaya kamu bertindak A. Jika kamu bilang A, berapa lama waktunya sampai ia memintamu bertindak sesuai kehendaknya?

Sama seperti contoh makanan. Bahkan dalam waktu beberapa jam keinginan kita bisa berubah. Pagi ingin pecel, tidak mungkin siang ingin pecel lagi, apalagi malam pecel lagi. Impossible! Keinginan kita itu dinamis.

Sehingga inilah argumenku: jika kesenangan akan berlalu, maka kemarahan juga akan berlalu.

Jika kamu bilang tidak, orang tersebut mungkin akan marah denganmu.

Tapi ingat: Ia tidak akan marah kepadamu selamanya. Respon marah tersebut hanyalah sebuah ungkapan kekecewaan karena ia tidak mendapatkan keinginannya. BUKAN karena ia membencimu.

Sebab pandanganku pribadi, yang dia benci bukanlah diri kita. Namun argumen kita ataupun sikap kita yang membuat ia tidak mendapatkan keinginannya.

Jadi bukan tentang mengapa ia tidak 

Maka jadilah berani. Berdirilah tegak pada pendirianmu.

Katakan YA jika YA dan TIDAK jika TIDAK.

Kamu bukanlah pelampiasan keinginan orang lain, kamu punya kamu sendiri.

 

Kesimpulan.

Jadi aku rasa, sudah jelas bukan? Bahwa mustahil menyenangkan semua orang? Selain mustahil juga tidak ada manfaatnya, sebab kesenangan akan berlalu dan kemarahan akan berlalu.

Apakah teman-teman setuju? Kalaupun tidak setuju, ya wajar lah ya sebab menyenangkan semua orang itu mustahil. Hahaha. Tapi semoga tulisan ini bermanfaat ya!

Jika ada pertanyaan, silahkan tulis di bawah dan mari berdiskusi!

Semoga kita dalam keadaan baik.


Copyright disclaimer

Segala tulisan ini adalah buah pemikiran dari Samuel Dimas Suryono (samueldim). Tulisan ini dapat diproduksi dalam bentuk yang berbeda sesuai ijin dari penulis. Jika anda ingin memproduksi ulang, harap cantumkan sumber yang jelas bahwa anda terinspirasi oleh “samueldim.com” ataupun “@samueldim” ataupun “Samuel Dimas Suryono”. Terima kasih!