Mudah belajar skill baru dengan microlearning: case study public speaking.

Pernahkah kamu melihat temanmu yang menguasai suatu kemampuan dengan cepat? Seakan-akan dia dengan mudah belajar dengan cepat dan bisa menguasai banyak hal? Mungkin saja ia menerapkan proses microlearning

Microlearning adalah pendekatan untuk mempelajari informasi baru dengan cara yang bertahap. Biasanya, proses microlearning di bawah 10 menit dan umumnya bisa menyelesaikan dalam waktu 1 menit.

Microlearning dibuat berdasarkan “Hermann Ebbinghaus forgetting curve”. Di pertengahan 1880 Hermann Ebbinghaus adalah orang pertama yang menciptakan pendekatan scientific untuk mempelajari dan mengklasifikasikan memori, termasuk pencipta istilah learning curve and forgetting curve.

Temuan Ebbinghaus menegaskan bahwa memori tidak konsisten. Memori dapat meningkat dan menurun seiring berjalannya waktu. Hal ini juga bergantung pada materi yang dipelajari dan metode yang digunakan.

Pada intinya, Ebbinghaus Forgetting Curve mendemonstrasikan bahwa secara umum orang akan kehilangan 80% knowledge yang mereka pelajari dalam sebulan.

Inilah yang mendasari munculnya microlearning.



 

Konten ini adalah microlearning

Konsep microlearning diperlukan, untuk meminimalisir efek melupakan (forgetting) dan memperkuat retensi memori.

Hanya dibaca dalam waktu kurang dari 5 menit, konten ini kudefinisikan sebagai salah satu microlearning. Yakni suatu konten / pembelajaran yang sifatnya memberikan potongan informasi kecil dan dibaca dalam waktu yang singkat.

Berdasarkan Herman Ebbinghaus forgetting curve, ketika mereka mempelajari informasi dalam jumlah yang besar mereka akan mengingat dalam jangka waktu tertentu. Tetapi jika informasi tersebut tidak dianggap penting, maka knowledge tersebut akan menurun seiring berjalannya waktu.

Microlearning bisa ditemukan dimana-mana, hanya saja penerapan microlearning yang baik juga dapat memperkuat retensi dan produktivitas. Dalam Ebbinghaus memory retention graph, kita dapat melihat bahwa ketika seseorang mempelajari sesuatu mereka akan mengingat semua informasi tersebut.

Seiring berjalannya hari, informasi akan semakin berkurang. Tetapi jikalau kita melakukan pembelajaran kembali, kita akan mengingat semakin banyak informasi.

 

Contoh microlearning dalam public speaking

Microlearning sangatlah bermanfaat untuk mendapatkan pengetahuan. Sebab dunia nyata di luar perkuliahan, penuh dengan banyak hal kompleks yang tidak bisa kita pelajari seperti di buku. Perlu cara-cara pribadi yang kita miliki supaya kita bisa menguasai medan dengan baik.

Contoh seperti skill public speaking yang aku miliki. Menguasai skill public speaking pun bisa dibagi ke dalam dua tahap. Mulai dari tahap persiapan, dan delivery.

Tahap persiapan dimulai dari mengetahui durasi berbicara, persiapan dengan audience, serta materi yang dibawakan. Pada saat penulisan materi, aku bisa menulis materi sebanyak 3 lembar. Jika sudah terbiasa, aku hanya perlu membuat poin-poin dan mengembangkannya.

Namun ketika kamu membuat materi sebanyak 3 lembar kamu tidak akan mungkin menghafalnya. Caramu belajar adalah memahami paragraf pertama di 15 menit pertama. Istirahatlah 1 jam, lalu menghabiskan 15 menit berikutnya untuk latihan paragraf pertama dan paragraf kedua.

Lalu beristirahat lagi 1 jam, lalu menghabiskan 15 menit berikutnya untuk latihan paragraf pertama, kedua, dan ketiga. Itu adalah contoh microlearning yang kuterapkan.

Saat berlatih pun kita bisa dengan spesifik memikirkan, jokes yang ingin disampaikan, gerakan gestur tubuh yang ingin digunakan, serta beberapa hal lain. Tentunya hal ini bisa memperdalam dan mempermudah proses pembelajaran kita.

Karena itu teman-teman, proses microlearning akan mempermudah penguasaan skill.

Ini adalah sesuatu yang kita perlu lakukan di era yang bergerak sangat cepat ini.


Copyright disclaimer

Segala tulisan ini adalah buah pemikiran dari Samuel Dimas Suryono (samueldim). Tulisan ini dapat diproduksi dalam bentuk yang berbeda sesuai ijin dari penulis. Jika anda ingin memproduksi ulang, harap cantumkan sumber yang jelas bahwa anda terinspirasi oleh “samueldim.com” ataupun “@samueldim” ataupun “Samuel Dimas Suryono”. Terima kasih!