Beberapa hari yang lalu, aku mendapatkan sebuah insight soal makan.
Kapan terakhir kali kamu benar-benar menikmati makanan yang kamu makan?
Jika teman-teman bisa membaca postingan ini dengan akses
internet, dengan gadget terbaru, ataupun dengan waktu luang yang cukup banyak.
Kemungkinan besar teman-teman adalah orang yang mempunyai privilege untuk bisa menikmati apa yang ia mau makan.
Menurutku makan adalah sesuatu yang sangat penting. Bukan
secara fisik saja makan menjadi sebuah kebutuhan. Makan juga bisa menjadi
penyembuh psikologis, jika dilakukan pada kadar yang tepat, waktu yang tepat,
dengan orang yang tepat.
Makan adalah suatu kegiatan yang mengisi energi tubuh. Makan
juga dapat memastikan bahwa tubuh kita mendapatkan nutrisi yang kita perlukan.
Makan membentuk tubuh kita, namun tidak hanya tubuh. Kegiatan makan juga
berperan terhadap kondisi psikologis kita.
Makan, si penguat memori.
Makan adalah kegiatan sederhana dengan memori yang kuat. Apa
maksudnya? Menurutku, makan adalah sebuah kegiatan yang memang jadi suatu
keharusan. Namun, makan juga bisa menjadi suatu kesempatan untuk membuat sebuah
memori.
Jikalau kamu berada di suatu kota dan mencoba mengingat
kapan terakhir kali kamu ke kota lain, sebagian besar orang pasti menjawab: “Oh
ya, ke sini kan? Tempat kita makan uenak itu.” Hal itu juga yang aku lakukan.
Makanan enak dapat menjadi sebuah memori yang luar biasa dan
penguat suatu kejadian. Tetapi sebaliknya, makanan yang tidak enak juga menjadi
sebuah memori yang kuat dan membuat kita mengihindari suatu tempat. Makan,
punya kekuatan untuk mempertajam memori yang kita miliki.
Sama seperti ketika kita pergi jauh merantau, dan ketika
kita mencium bau soto yang enak, bau makanan tersebut akan menjadi sebuah pengingat
kita tentang rumah. “Oh ya, aku jadi keingat masakan ibu.”
Mungkin juga hal sederhana ketika kamu meraih sebuah
pencapaian. Lalu sebagai bentuk love language, ayahmu atau orang terdekatmu
mengajak kamu makan.
Singkatnya, makan dan makanan, sangatlah powerful untuk tubuh
dan ingatan manusia.
Hal-hal sederhana itu penting.
Melalui contoh tersebut, ini menjadi pengingat bagiku bahwa
hal-hal sederhana yang mungkin kita anggap sepele itu sangatlah penting.
Ini adalah sebuah ajakan untuk lebih sadar terhadap hal-hal
yang kita lakukan. Sederhana aja, makan mungkin terkesan kegiatan rutin yang
kita laksanakan sehari-hari. Tapi kegiatan tersebut mampu membentuk tubuh kita,
dan mensuplai ingatan kita dengan banyak hal-hal yang baik.
Itulah yang menjadi titik perenunganku hari ini. Banyak
hal-hal yang kita anggap sepele ternyata memiliki efek yang luar biasa.
Karena itu, jadi sebuah pengingat untuk tidak sekadar hidup
dan berfungsi dengan normal. Jadilah ‘hidup’ dan memaknai dunia yang indah ini.
Kesempatan untuk hidup janganlah disia-siakan dan dimaknai sambil lalu.
Ketika kamu memiliki uang lebih, sesekali berilah hadiah pada
dirimu. Belilah makanan yang enak untuk dirimu sendiri. Ajak orang terkasih
untuk menikmati makan.
Buatlah memori baru, buatlah kenangan baru. Sebagai bentuk
rasa syukurmu terhadap semua berkat yang sudah diberi oleh Tuhan.
Makan jangan sekadar makan, bersyukur dan nikmatilah. Nikmatilah
sendiri boleh, nikmatilah dengan orang yang kamu cintai jauh lebih baik.
“If you have more, don't build a bigger fence. Build a
bigger table. Share the blessings.”
Translate: Kalau kamu punya lebih, jangan buat pagar yang lebih tinggi.
Buatlah meja yang lebih panjang, berbagi berkat dengan sesama.
Jangan terlalu keras dengan diri sendiri, sesekali berilah
reward dengan hal sederhana: Makanan yang enak.
Selamat makan!
Copyright disclaimer
Segala tulisan ini adalah buah pemikiran dari Samuel Dimas Suryono (samueldim). Tulisan ini dapat diproduksi dalam bentuk yang berbeda sesuai ijin dari penulis. Jika anda ingin memproduksi ulang, harap cantumkan sumber yang jelas bahwa anda terinspirasi oleh “samueldim.com” ataupun “@samueldim” ataupun “Samuel Dimas Suryono”. Terima kasih!