Tidak terasa aku sudah menulis rutin sejak 1 September. Total, hari ini hari ke 50 aku rutin menulis. Setiap hari, di platform Medium, blog personal ini, dan juga sosial media saya instagram.
Kenapa ya kok saya menulis?
Itu pertanyaan yang kubuat dan kutulis hari ini. Karena
jujur, tulisan hari ini sangat berat untukku. Kondisi tubuh yang belum membaik,
serta cuaca Surabaya yang sedang panas-panasnya memberiku ratusan alasan untuk
tidak menulis.
Kondisi perut yang kurang nyaman, tengkuk yang sedang sakit,
serta banyak hal-hal membuatku kehilangan semangat untuk menulis hari ini.
Tetapi pertanyaan tersebutlah yang menjadi pusat
eksplorasiku hari ini, apa sih sebenarnya tujuanku menulis?
Mengejar keabadian.
Inspirasi pertama ini datang dari George Orwell. Orwell
adalah salah satu orang yang menginspirasiku dari bukunya “1984”, tetapi ada
salah satu tulisannya yang membuatku juga tergugah.
Tulisan tersebut tertuang dari buku “Why I Write” yang
ditulis oleh Orwell. Bahkan dari beberapa pandangan literatur, buku ini
digadang-gadang lebih populer dibandingkan dengan buku “1984”.
Singkat cerita, argumen tersebutlah yang disampaikan oleh
Orwell. Keabadian. Mengapa menulis erat kaitannya dengan keabadian?
Jika kita menarasikan tulisan dalam sebuah bentuk buku, maka
selama buku tersebut ada, tulisan tersebut akan ada. Walaupun 70-80 tahun lagi
kita sudah kembali ke pangkuan Sang Pencipta, selama buku tersebut dibaca oleh
seseorang, karya kita akan tetap ada.
Walaupun tidak ada orang yang kenal lagi dengan diriku,
selama tulisan tersebut ada, maka jejak kehidupanku di semesta yang luas ini
akan tetap ada.
Terlebih lagi ketika kita berbicara dalam konteks tulisan
digital. Selama perkembangan jaman terus maju, data tentang tulisan ini,
rangkaian kata ini, akan ada hingga keabadian.
Coba kita lihat peradaban yang sudah punah lalu ditemukan
kembali. Ketika kita menemukan manuskrip kuno, para penulisnya sudah jadi debu
ribuan tahun lalu. Tapi tulisannya bergema hingga ribuan tahun berikutnya,
hingga sampai di tangan kita sekarang.
Untuk orang lain.
Sederhananya, aku percaya tulisan haruslah membawa manfaat
untuk pembacanya. Sesederhana itu.
Film, adalah bentuk visualisasi dari sebuah tulisan.
Manfaatnya? Menginspirasi, iya. Entertaining, iya. Educating, iya.
Podcast, adalah bentuk audio dari sebuah tulisan.
Manfaatnya? Banyak sekali. Dari situs explodingtopics.com, per September 2023
setidaknya terdapat 3 juta podcast yang aktif berkarya hingga sekarang.
Iya, jika engkau punya keinginan untuk menulis, setidaknya
pasti ada bagian kecil dari dirimu yang ingin memberi manfaat untuk orang lain.
Menulis adalah tugas mulia untuk membangun orang lain yang bahkan tidak kenal.
Memahami diri sendiri.
Percaya atau tidak, membaca tulisan sendiri menimbulkan
reaksi yang beragam. Terkadang terkesima, jijik, ataupun agak geli-geli begitu
saat membaca tulisan sendiri.
Menurutku, karena dalam tulisan tersebut adalah masa lalu
kita yang berbicara. Itulah juga tujuanku menulis.
Ketika aku menulis, tujuanku adalah memetakan evolusi
diriku, pemikiranku, perkembanganku. Hal ini bisa diperoleh jika aku rutin
mendokumentasikan apa pikiranku, apa pandanganku, di hari itu.
Ya seperti tulisan ini, yang aku buat.
Kesimpulan
Bagiku, tujuanku menulis ada tiga. Keabadian, orang lain,
dan diri sendiri.
Itulah yang menjadi tolok ukurku supaya aku tetap bisa
membawa kebermanfaatan untuk orang lain.
Ayo menulis!
Semoga tulisan ini bermanfaat ya!
Jika ada pertanyaan, silahkan tulis di bawah dan mari
berdiskusi!
Semoga kita dalam keadaan baik.
Copyright disclaimer
Segala tulisan ini adalah buah pemikiran dari Samuel Dimas Suryono (samueldim). Tulisan ini dapat diproduksi dalam bentuk yang berbeda sesuai ijin dari penulis. Jika anda ingin memproduksi ulang, harap cantumkan sumber yang jelas bahwa anda terinspirasi oleh “samueldim.com” ataupun “@samueldim” ataupun “Samuel Dimas Suryono”. Terima kasih!