Kepercayaan diri adalah sesuatu yang penting. Hal ini adalah suatu kepercayaan yang ada di masyarakat.
Memimpin, harus dengan percaya diri. Presentasi, harus
dengan percaya diri. Jalan, juga harus dengan percaya diri.
Bahkan dalam hubungan asmara, netizen Indonesia mengenal
istilah: “Si cantik milik si pemberani.” Yang berarti dalam contoh tersebut,
wanita-wanita akan takluk pada seseorang yang berani.
Dalam contoh tersebut, sifat berani didasari oleh rasa
percaya diri. Yang ditegaskan dari istilah tersebut adalah pemberani. Sehingga
istilah tersebut menegaskan kembali bahwa dalam hubungan percintaan, seseorang
yang kaya, pintar, ataupun kelebihan-kelebihan lain akan kalah dengan mereka
yang berani.
Kaya tidak menjamin munculnya keberanian. Aku melihat
sendiri beberapa temanku yang kaya pun juga terkadang kesulitan mendekati
wanita.
Pintar pun tidak menjamin munculnya keberanian. Banyak
sekali orang yang pintar dalam kuliahnya ataupun pekerjaannya, menjadi ‘bodoh’
ketika harus berhadapan dengan hati.
Itulah pentingnya percaya diri. Membuatmu berani
mengungkapkan kelebihanmu.
Percaya diri adalah langkah pertama.
"Believe you can, and you're halfway there." -
Theodore Roosevelt
Translate: Percayalah engkau bisa, dan dirimu sudah separuh
jalan.
Yang disampaikan oleh Pak Roosevelt ini sangatlah masuk
akal. Jika seseorang tidak percaya bahwa dirinya bisa (percaya diri), secara
alam bawah sadar ia akan mensabotase sebagian besar usaha yang ia lakukan.
Karena itu dalam dunia Psikologi kita juga mengenal positive
self-talk dan juga contoh-contoh terapi lainnya.
Percaya diri adalah langkah pertama.
Percaya diri akan membuat kita memiliki pandangan positif
terhadap kelebihan diri kita, sehingga kita tidak takut untuk ‘memamerkan’
ataupun ‘menunjukkan’ kelebihan tersebut pada kesempatan-kesempatan yang kita
rasa tepat.
Menurutku pribadi, ini adalah langkah kesuksesan pertama.
Percaya diri menentukan cara seseorang memandang kita.
Bayangkan anda adalah seorang murid yang di kelas.
Kemudian masuklah seorang guru yang masuk dengan membungkuk.
Ketika ada murid-muridnya yang bertanya, ia takut dan menjawabnya dengan gugup.
Kacamatanya tebal dan melorot saat berkeringat karena gugup tidak bisa
menjawab. Ia juga tidak bisa menegaskan jika ada murid yang melakukan
pelanggaran.
Pertanyaanku sederhana, akankah kamu percaya dengan orang
seperti itu?
Tidak. Karena ia menunjukkan tanda-tanda tidak percaya diri.
Sebaliknya, jika kubalik dari contoh tadi.
Kamu adalah murid, dan ada guru yang masuk dengan tegap.
Menjelaskan dengan baik dan tanpa terbata. Setiap pertanyaan dijawab dengan
baik, ia juga bisa mempertahankan gestur tubuh yang profesional. Ia tidak
terintimidasi oleh pertanyaan murid. Lalu ia juga bisa memberi ketegasan saat ada
yang melanggar.
Nuansa yang berbeda bukan?
Percaya diri, erat kaitannya dengan kompetensi diri.
Melalui dua contoh tadi salah satu insight yang aku sadari
bahwa ada kaitannya kepercayaan diri dengan kompetensi diri.
Dua contoh guru tadi, satu tidak percaya diri karena ia
tidak bisa menjawab pertanyaan murid dan tidak bisa menguasai kelas. Satu lebih
percaya diri karena ia bisa menjawab pertanyaan murid dan bisa menguasai kelas.
Kepercayaan diri erat kaitannya dengan kemampuan diri.
Ingat rasanya naik sepeda pertama kali. Kamu bingung dan
tidak percaya diri karena kamu belum bisa. Namun kalau kamu sudah bisa naik
sepeda, kamu akan percaya diri jikalau diminta menaiki sepeda. Kenapa? Karena
kamu tahu kamu bisa.
Sehingga, kunci kepercayaan diri adalah: Melatih diri
sendiri supaya siap.
Tujuannya? Sampai bisa.
Kesimpulan
Apapun yang kalian lakukan, lakukan dengan percaya diri.
Tulisan ini pun jadi reminder supaya aku juga lebih percaya diri pada setiap
hal yang aku lakukan.
Semoga tulisan ini bermanfaat ya!
Jika ada pertanyaan, silahkan tulis di bawah dan mari
berdiskusi!
Semoga kita dalam keadaan baik.
Copyright disclaimer
Segala tulisan ini adalah buah pemikiran dari Samuel Dimas
Suryono (samueldim). Tulisan ini dapat diproduksi dalam bentuk yang berbeda
sesuai ijin dari penulis. Jika anda ingin memproduksi ulang, harap cantumkan
sumber yang jelas bahwa anda terinspirasi oleh “samueldim.com” ataupun
“@samueldim” ataupun “Samuel Dimas Suryono”. Terima kasih!