Marilah saling membantu, manusia tidak hidup sendiri.



Membantu orang lain adalah hal yang tidak mungkin basi di dunia ini. Suatu hari, suatu saat, Tuhan pasti akan mengembalikan dengan bentuk yang berbeda. Ku mengalaminya setiap saat.

Satu orang lain yang kubantu, akan membuat dan melahirkan pintu ataupun kesempatan baru di suatu hari nanti.

Namun syaratnya satu, saat membantu orang lain haruslah kita bantu tanpa syarat. Jangan sampai kita membantu dengan pamrih ataupun meminta imbalan apapun.

Sebab ketika kita meminta imbalan, kebaikan kita akan berhenti di situ saja.

 

Kebaikan akan selalu kembali.

Katakanlah si A, aku pernah membantu dia. Orang ini pernah aku bantu karena ia kesulitan mencari suatu pekerjaan.

Karena ia sudah memasukkan puluhan lamaran dan ditolak, aku pun memutuskan untuk menawarkan bantuan. Aku pun memberikan ia tawaran untuk ngobrol, duduk, dan berkonsultasi.

Singkat cerita, kita bertemu. Saat bertemu ia pun menceritakan kegalauannya, ia pun menceritakan ketakutannya. Kita mengobrol dengan singkat, dan aku membantunya membenahi CV (Curriculum vitae) serta memberikan masukan-masukan apa yang bisa menjadi kelebihannya.

Ia pun berterima kasih kepadaku karena bersedia dibantu, ia menawarkan membelikan makan dan minum tapi aku menolak. Saat itu karena aku beralasan sedang terburu-buru.

Beberapa waktu kemudian ia diterima di sebuah perusahaan, dan ia memberikanku rekomendasi. Rekomendasi tersebut membuat salah seorang rekannya mengontakku dan memberikanku sebuah kesempatan public speaking.

Satu kebaikan, akan kembali. Entah itu sekarang atau nanti.

 

Hukum tabur dan tuai.

Dalam imanku sebagai orang Kristen, kita mengenal yang dinamakan hukum tabur dan tuai. Ini dijelaskan pada Galatia 6:7.

Logikanya sederhana. Apa yang ditabur oleh seseorang, akan dituai di kemudian hari.

Banyak sekali kisah-kisah yang bertebaran di internet, seseorang yang menabur kejahatan, akan menerima balasannya beberapa tahun kemudian.

Misal: Ada cerita di situs Reddit, yang menceritakan si A yang dibully oleh si B. Bertahun-tahun kemudian, si A menjadi seorang tukang ledeng, dan memperbaiki rumah si B. Fast forward, si A memberi perlakuan tidak perlu (sebagai bentuk balas dendam), yang membuat si B harus membayar puluhan kali lipat.

Sebaliknya pula, orang-orang yang menabur kebaikan, akan menerima kebaikan beberapa waktu kemudian.

Tetapi pada intinya, jikalau seseorang mau mendapatkan sesuatu, ia harus menabur terlebih dahulu.

Manusia tidak bisa mendapatkan sesuatu jika ia tidak berusaha.

 

Tetapi, pilih juga kebaikanmu.

Tetapi yang kutekankan disini juga, walaupun kita harus saling membantu, jangan lupa untuk membantu dengan cerdik.

Jangan sampai karena kita terlalu banyak membantu orang, malah kita yang rugi.

Membantu juga ada seninya.

Apa seninya?

Bantulah lewat sesuatu yang kamu tidak akan rugi. Bantulah lewat sesuatu yang kamu rasa kamu memiliki cukup untuk dibagi.

Dalam hal ini, aku membagi ilmu. Aku tidak punya banyak uang. Uang terbatas, dulu untuk operasional sehari-hari saja harus dipikir-pikir.

Tapi yang aku tidak merasa rugi untuk membagi adalah ilmu. Karena itu hampir setiap orang yang bertemu denganku, dan bertanya, kujawab dengan selengkap-lengkapnya.

Salah satunya dengan kebiasaan menulis yang sudah kulakukan 1 bulan lebih ini.

Benefit yang kurasakan?

Aku jadi mudah menjawab pertanyaan, dan bisa memformulasikan hal yang kompleks menjadi sebuah hal yang sederhana.

Itu benefit yang sudah kudapatkan sejauh ini.

Dengan membantu orang lain, kita bisa membantu diri sendiri.

 

Kesimpulan

Mari saling membantu. Itu wajib. Namun kita juga manusia yang punya akal budi, harus memilih apa hal-hal yang kita bisa bantu.

Marilah saling membantu, karena manusia tidak diciptakan sendiri.

Semoga tulisan ini bermanfaat.

Jika ada pertanyaan, silahkan tulis di bawah dan mari berdiskusi!

Semoga kita dalam keadaan baik.


Copyright disclaimer

Segala tulisan ini adalah buah pemikiran dari Samuel Dimas Suryono (samueldim). Tulisan ini dapat diproduksi dalam bentuk yang berbeda sesuai ijin dari penulis. Jika anda ingin memproduksi ulang, harap cantumkan sumber yang jelas bahwa anda terinspirasi oleh “samueldim.com” ataupun “@samueldim” ataupun “Samuel Dimas Suryono”. Terima kasih!