Setiap manusia dan ceritanya.

Wawancara dengan Glenn Alinskie, suatu hari di 2014.
Credit: Stephanie Sara Satyawacana.


Dua hari terakhir aku membimbing sejumlah mahasiswa kualitatif, dan dari proses tersebut aku banyak mendapatkan insight tentang cerita.

Kita semua punya cerita masing-masing.

Kita juga punya pandangan-pandangannya masing-masing.

Melalui proses penulisan kualitatif, aku bisa melihat bahwa setiap orang memiliki pesan ataupun cerita yang ingin disampaikan.

Sebuah realita subjektif, pemahaman dan pengalaman tentang sebuah fenomena.

Tetapi pada intinya, realitas tersebut adalah suatu pengalaman kita sebagai seorang manusia.

Dibalik pandangan seorang manusia, dia punya cerita.

 

Aku dan ceritaku.

Inilah yang menjadi tujuanku menulis. Supaya ceritaku tercatat.

Pandangan-pandanganku, dan pola pikirku. Apa keresahanku hari ini. Apa insight yang kudapatkan hari ini.

Cerita ini penting buatku, sebagai salah satu cara untuk mengenal diriku sendiri.

Apa evolusi pemikiranku, serta apa yang menjadi perasaanku.

Ini yang kurasakan sebagai seorang penulis. Aku bisa melihat perkembangan dan pertumbuhan diriku dari waktu ke waktu.

Menorehkan hal-hal indah, ataupun hal-hal yang membuatku takut.

Menorehkan cerita sederhana sebagai seorang manusia, menuju keabadian.

Setidaknya hingga internet ini mati dan semua perangkat teknologi rusak.

Tapi setidaknya cerita ini akan bertahan jauh lebih lama dibanding diriku.

Dan aku pribadi berharap supaya suatu saat nanti, orang-orang akan terinspirasi dari ceritaku.

Sama seperti diriku yang terinspirasi oleh cerita yang kutulis beberapa tahun lalu.

 

Karena itu, berceritalah.

Lalu bagaimana dengan ceritamu?

Setiap orang memiliki cerita yang tidak tersampaikan. Seringkali hanya berproses hari demi hari, hidup, bernafas, berjalan. Lalu ada juga yang suka menyampaikan argumentasi sana sini, dengan pandangannya masing-masing.

Aku percaya dibalik semua hal yang dialami, terdapat sebuah cerita.

Cerita unik, cerita yang kompleks, cerita yang sangat spesial. Cerita yang sangat dirimu sendiri.

Dari hari ke hari, selalu ada cerita menarik yang bisa kita gali dan sampaikan.

Apakah kamu merasa dirimu dan pandanganmu tidak spesial?

Pikirkan lagi. Keseharian kita sudah cukup spesial, sesuai dengan makna yang kita alami hari itu.

Bercerita adalah sebuah perilaku evolusi.

Lukisan manusia gua, adalah sebuah bentuk cerita.

Membahas keseharian sederhana. Aku mencoba membayangkan, mungkin mereka bercerita betapa besar mammoth yang mereka buru. Ataupun sekadar menceritakan langit dan suasana hari itu. Seringkali dengan kondisi yang didramatisir.

Tetapi cerita tersebut akan membuat pandangan kita menyala.

 

Sebab, kita tidak lepas dari cerita.

Cerita apa yang paling kamu kenal pada masa kecil?

Pasti kita mengingat beberapa cerita yang mengisi masa kecil kita. Kalau aku, Yu-Gi-Oh, Bing and Bong, Dora the Explorer, dan beberapa cerita lain.

Cerita tersebut membekas pada diri kita.

Aku teringat dengan cerita-cerita yang disampaikan di Dora the Explorer, pakaian yang ia gunakan, voiceover artist yang khas, serta interaksi yang ia berikan.

Aku juga teringat cerita-cerita yang disampaikan Bing and Bong saat berjalan di antara beberapa planet. Betapa senangnya ia menyelesaikan masalah orang lain.

Betapa indahnya cerita, membuat kita teringat pada hal-hal menyenangkan yang lalu.

 

Kesimpulan

Cerita tersebut membuat diri kita senang dan excited untuk menyaksikannya.

Lalu bagaimana kamu dengan ceritamu?

Sudahkah kamu senang membaca cerita hidupmu sendiri?

Jika tidak, ubahlah. Jadilah cerita yang menarik dan membekas untuk dunia ini.

Tetaplah hidup, karena ku tertarik untuk mendengar ceritamu. Selamat bercerita!

Semoga tulisan ini bermanfaat ya!

Jika ada pertanyaan, silahkan tulis di bawah dan mari berdiskusi!

Semoga kita dalam keadaan baik.

 

Copyright disclaimer

Segala tulisan ini adalah buah pemikiran dari Samuel Dimas Suryono (samueldim). Tulisan ini dapat diproduksi dalam bentuk yang berbeda sesuai ijin dari penulis. Jika anda ingin memproduksi ulang, harap cantumkan sumber yang jelas bahwa anda terinspirasi oleh “samueldim.com” ataupun “@samueldim” ataupun “Samuel Dimas Suryono”. Terima kasih!