Mamaku, aku dan alm. Papaku di Kediri, 29 Desember 2018.
Aku hari ini lihat trailer film ‘Inside Out 2’ di handphone
ku.
Ini adalah sequel dari film ‘Inside Out’ yang dirilis tahun
2015.
Aku pun excited.
Film tentang dinamika perasaan dan emosi itu cukup menarik, karena
ia tepat secara psikologis.
Khususnya di film pertamanya.
Disitu banyak sekali penjelasan tentang psikologi positif,
bagaimana rasa sedih bukanlah sesuatu yang negatif.
Awalnya rasa sedih tersebut dipandang negatif oleh perasaan
toxic positivity, yang menekankan bahwa kita harus selalu bahagia setiap waktu.
Tapi aku coba merenungkan kembali film, dan mendapatkan
kesimpulan bahwa di film pertama, kangen adalah emosi terkuat.
Dan hal itu yang juga kurasakan.
Kangen adalah dinamika yang kompleks.
Rasa kangen adalah sumber masalah yang dialami oleh Riley,
si tokoh utama.
Di awal-awal film, ia memiliki banyak hal-hal yang
menyenangkan di Minnesota, kota lama nya.
Tetapi kemudian semua berubah ketika ia berpindah ke San
Fransisco.
Permasalahan muncul karena ia ‘kangen’ kehidupan lamanya.
Sampai akhirnya ia memutuskan untuk mencoba melarikan diri
dari San Fransisco untuk kembali ke Minnesota.
Ceritanya belum berakhir disini, tapi aku akan berhenti
menjelaskan untuk menghindari spoiler.
Dari sini, aku melihat bahwa dinamika perasaan ‘kangen’ ini
adalah sesuatu yang kompleks.
Kangen tidak hanya diatributkan pada seseorang saja.
Namun juga kangen pada momen, ataupun kangen pada suatu
atmosfir ataupun suasana.
Misalnya, saat aku lagi ke luar kota, aku kangen mamaku dan
pacarku.
Saat aku pun lagi di Surabaya, aku juga kangen almarhum
papaku yang sudah berbeda dimensi.
Ketika aku pun lagi di kampus, aku juga kangen dengan masa lalu
saat aku berkuliah disana.
Kangen adalah salah satu sifat dasar manusia yang bisa
menggerakkan diri manusia.
Karena itu ada salah satu pendapat yang sering disampaikan
oleh teman-temanku yang wanita.
“Ketika kangen sama mantan, yang dikangeni bukan orangnya.
Tetapi feelingnya.”
Kompleks.
Kangen orang, kangen atmosfir, kangen ‘rasa’ yang saat itu
dirasakan, dan banyak hal.
Perasaan kangen itu kompleks.
Kangen bisa jadi bensin untuk berkarya.
Pada musisi, para penyair, semua perlu ‘bensin’ untuk
berkarya.
Taylor Swift contohnya. Salah seorang musisi terlaris masa
kini, terkenal dengan lagu-lagunya yang hits setelah dia putus dengan pasangannya.
Hingga muncul becandaan di masyarakat, kalau Taylor Swift
putus, akan muncul album baru sebentar lagi.
Coba saja cek, banyak artikel di internet bahwa sebagian
besar lagu Taylor Swift berbicara tentang mantannya.
Bukan hal yang tabu, karena bagi beberapa orang rasa kangen
bisa berarti positif dan negatif. Tergantung cara kita memaknainya.
Yang dikangeni adalah momennya, bukan orangnya.
Mengapa Taylor Swift banyak menulis lagu yang
diinterpretasikan berbicara soal mantan?
Karena rasa kangen, memunculkan banyak perasaan lain yang kompleks.
Rasa kangen adalah bensin untuk berkarya.
Jadi kalau kamu sedang kangen cobalah buat puisi, lagu,
lukisan ataupun karya lain.
Ekspresikan emosimu.
Karena rasa kangen adalah rasa yang indah.
Rasa kangen menunjukkan kemurnian dan ketulusan perasaan
manusia.
Sekaligus kerentanan jiwa seorang manusia.
Kesimpulan
Rasa kangen adalah salah satu emosi terdalam yang ada dari
diri manusia.
Kompleks, tidak hanya berbicara soal hubungan romantis satu
orang dengan yang lain. Tetapi juga bisa berbicara tentang memori, diri kita di
masa lalu, suasana, ataupun hal-hal lain.
Ketulusan dan kemurnian rasa kangen tersebutlah yang menjadi
bukti bahwa kita manusia, bukan robot.
Semoga tulisan ini bermanfaat ya!
Jika ada pertanyaan, silahkan tulis di bawah dan mari
berdiskusi!
Semoga kita dalam keadaan baik.
Copyright disclaimer
Segala tulisan ini adalah buah pemikiran dari Samuel Dimas
Suryono (samueldim). Tulisan ini dapat diproduksi dalam bentuk yang berbeda
sesuai ijin dari penulis. Jika anda ingin memproduksi ulang, harap cantumkan
sumber yang jelas bahwa anda terinspirasi oleh “samueldim.com” ataupun
“@samueldim” ataupun “Samuel Dimas Suryono”. Terima kasih!