Manusia harus naik level: intelektual, emosional, maupun spiritual.


Manusia pasti punya yang namanya masalah. Pasti dong. Tetapi kerasa nggak sih, kalau seiring berjalan waktu seakan-akan semesta memberi kita masalah yang semakin kompleks?

Seakan-akan kita harus menaiki anak tangga selanjutnya.

Dulu waktu kita masih kecil, masalah terbesar hanyalah seputar harus tidur siang atau tidak.

Waktu kita remaja, masalah terbesar adalah mengambil jurusan apa ya waktu kuliah? Dulu waktu SMA, tidak ada masalah terbesar daripada ujian akhir.

Lalu waktu kuliah, tidak ada masalah terbesar selain daripada skripsi.

Dan kerennya, seiring berjalan waktu, masalah-masalah kita jauh lebih kompleks lagi.

Ini tanda bahwa semesta ingin manusia naik level. Tidak berada dalam tingkatan yang sama.

 

Bertambah usia, bertambah tanggung jawab.

Masalah akan muncul sesuai tanggung jawab yang kita miliki.

Misalnya dulu waktu kita SMA, tanggung jawab terbesar mungkin hanya sebatas diri sendiri.

Tetapi saat kuliah, kita juga mulai memikirkan tanggung jawab yang lebih besar.

Saat bekerja, kita tidak hanya memikirkan diri sendiri. Tapi juga masa depan, orang sekitar, dan juga rencana-rencana jangka panjang dalam hidup kita.

Tanggung jawab, adalah sumber masalah.

Tetapi memang manusia tidak bisa lepas dari tanggung jawab.

Seperti yang sudah pernah kumention sebelumnya, tanggung jawab kita akan bertambah seiring berjalannya usia.

Ada orang-orang yang tanggung jawab sesuai usianya.

Ada orang-orang yang harus memikul tanggung jawab lebih dulu dibanding teman-teman seusianya.

Dan ada juga orang-orang yang ‘menolak’ tanggung jawabnya.

Tanggung jawab, erat kaitannya dengan level.

Apa level kita, apa tanggung jawab kita, apa respons kita.

 

Pertumbuhan berkelanjutan.

Menurutku, manusia tidak ditakdirkan untuk berhenti pada level yang sama.

Jika ia tidak mau naik level, maka akan ada permasalahan-permasalahan yang mulai muncul.

Permasalahan muncul karena seseorang ‘menolak’ tanggung jawab atau tantangan yang membuat ia bertumbuh.

Tapi, hal tersebut bisa terjadi bukan karena ketidakmampuan kita saja. Namun juga karena ketidaktahuan kita.

Sehingga kalau ada perasaan kurang nyaman, perasaan bahwa tidak sepantasnya aku disini, perasaan bahwa ada sesuatu yang kurang (felt something is missing). Kamu perlu melihat lagi di sekitarmu.

Jangan-jangan, ada tantangan tertentu yang belum kamu hadapi (ataupun kamu hindari) yang justru bisa membuatmu naik level.

Manusia harus naik level.

Ini adalah bentuk dari pertumbuhan dan perkembangan berkelanjutan. Sebab sama seperti argumenku di tulisan sebelumnya, manusia akan selalu berevolusi.

Mungkin ada kemampuan baru yang bisa kamu eksplorasi. Ataupun pengetahuan baru yang bisa kamu dapatkan.

Tantanglah dirimu untuk bertumbuh secara intelektual, emosional, ataupun spiritual.

Intelektual: Cobalah belajar kemampuan baru, pengetahuan baru, carilah ilmu tentang hal-hal yang membuatmu penasaran. Kejarlah rasa ingin tahumu. Puaskan rasa ingin tahumu.

Emosional: Kenalilah emosimu, kenalilah emosi orang lain. Buatlah suatu hubungan yang bermakna. Pahamilah masalah orang lain, dan jika memang Tuhan menggerakkan, bantu sebisamu.

Spiritual: Temukan Tuhan. Temukan makna dan tujuanmu dilahirkan. Selesaikanlah teka-teki eksistensi yang menghantui.

 

Kesimpulan

Jangan berhenti di satu tempat yang sama. Jika Tuhan memberi takdir kepada manusia untuk diam di tempat, maka Dia tidak akan membuat kita bertumbuh.

Kita adalah pengembara di semesta yang luas ini.

Carilah maknamu, lampauilah batasmu, naikkan levelmu.

Semoga tulisan ini bermanfaat ya!

Jika ada pertanyaan, silahkan tulis di bawah dan mari berdiskusi!

Semoga kita dalam keadaan baik.

 

Copyright disclaimer

Segala tulisan ini adalah buah pemikiran dari Samuel Dimas Suryono (samueldim). Tulisan ini dapat diproduksi dalam bentuk yang berbeda sesuai ijin dari penulis. Jika anda ingin memproduksi ulang, harap cantumkan sumber yang jelas bahwa anda terinspirasi oleh “samueldim.com” ataupun “@samueldim” ataupun “Samuel Dimas Suryono”. Terima kasih!