Tentang hidup: dulu, kini, dan esok.

 

Namanya orang pasti punya penyesalan bukan?

“Ah seharusnya aku dulu begini.” “Seharusnya aku dulu begitu.” “Coba saja ya waktu itu aku memilih ini, mungkin tidak seperti ini.”

Tetapi hidup tidak sepantasnya diisi penyesalan.

Mengapa? Karena kita adalah makhluk yang terpenjara oleh waktu.

Kita hanya bisa maju kedepan. Semenyesal apapun kita dengan masa lalu, kita tidak akan bisa mengubahnya.

Karena masa lalu adalah bagian dari sejarah. Yang sekarang kita bisa pengaruhi adalah masa sekarang, dan masa depan.

Inilah yang jadi penekananku pada tulisan kali ini. Hidup akan selalu maju ke depan.

 

Dulu, adalah pelajaran.

Pengalaman yang sudah pernah kita lalui, entah itu menyenangkan ataupun tidak, adalah sebuah pelajaran.

Pelajaran supaya kita bisa lebih baik menjalani hari ini dan masa depan.

Jikalau masa lalu menyenangkan, maka kita bisa mengenang masa lalu sebagai suatu cerita yang indah. Cerita indah yang menjadi pembelajaran.

Apa yang bisa kita hargai?

Apa yang bisa kita kerjakan untuk masa depan?

Jikalau masa lalu kurang menyenangkan, maka kita bisa mengenang masa lalu sebagai sebuah pembelajaran.

Ada penyesalan? Baik, itu tandanya kita harus berhati-hati di masa kini untuk menghindarinya.

Ada hal yang memalukan? Justru itu indikator buat kita supaya berhati-hati untuk tidak mengulanginya.

 

Kini, adalah kesempatan.

Berbekal pembelajaran dari masa lalu, proses kita maju ke depan dimulai dari menghargai saat ini.

Bagaimana cara menghargai saat ini? Mulailah merefleksikan apa yang pernah dipelajari dari pola-pola yang muncul.

Setelah itu, gunakan insight dari hasil pembelajaran tersebut untuk membuat suatu keputusan yang baik.

Misalnya, kalau dulu kamu pernah sakit parah karena terlalu banyak makan-makanan yang bergula. Maka hari ini, haruslah mulai menghindari ataupun mengurangi makanan yang bergula.

Mengapa? Supaya kamu tidak sakit lagi ke depan.

Logika yang sangat sederhana, namun tidaklah mudah untuk dilakukan.

 

Esok, untuk diprediksi.

Ketika kita menjadi penguasa masa lalu, berarti kita sudah mempelajari banyak hal dari masa lalu.

Menyesal? Sah-sah aja, namanya juga manusia. Sedih? Sah-sah saja, namanya juga manusia.

Kalau kita juga menjadi penguasa masa kini, berarti kita sudah siap mengaplikasikan pembelajaran dari masa lalu.

Untuk apa?

Untuk memprediksi masa depan yang lebih baik.

Seperti contoh yang kusebutkan tadi di awal.

Kalau di masa lalu kita pernah sakit gara-gara terlalu banyak gula, maka suatu hal yang logis untuk menghindari gula di masa kini. Kenapa? Supaya masa depan kita tidak sakit (atau terprediksi).

Supaya, kita siap terhadap semua perubahan dan bisa beradaptasi setiap saat.

Maju ke depan berarti kita siap meningkatkan inovasi, terbuka terhadap ide-ide baru, dan fleksibel dalam pendekatan-pendekatan tertentu.

Dan hal tersebut bisa terjadi hanya jika kamu menguasai masa lalu, dan menguasai masa depan.

 

Kesimpulan: Karena hidup terus berjalan.

"In three words I can sum up everything I've learned about life: it goes on." - Robert Frost

Translate: Dalam tiga hal aku bisa merangkum semua hal tentang hidup: hidup terus berjalan.

Robert Frost, seorang sastrawan Amerika menjelaskan hal tersebut dengan gamblang.

Kita manusia yang terperangkap oleh waktu.

Jadikan masa lalu sebagai pembelajaran, masa kini sebagai kesempatan, untuk memprediksi masa depan yang lebih baik.

Tapi kalau aku pribadi, jangan lupa berdoa dan berusaha ya!

Semoga tulisan ini bermanfaat ya!

Jika ada pertanyaan, silahkan tulis di bawah dan mari berdiskusi!

Semoga kita dalam keadaan baik.

 

Copyright disclaimer

Segala tulisan ini adalah buah pemikiran dari Samuel Dimas Suryono (samueldim). Tulisan ini dapat diproduksi dalam bentuk yang berbeda sesuai ijin dari penulis. Jika anda ingin memproduksi ulang, harap cantumkan sumber yang jelas bahwa anda terinspirasi oleh “samueldim.com” ataupun “@samueldim” ataupun “Samuel Dimas Suryono”. Terima kasih!