Tentang menjadi ada, ceritamu dan cerita orang lain.


Menjadi ada.

Itulah yang menjadi pusat perenunganku hari ini.

Hari ini aku menjalani bimbingan selama hampir 5 jam. Mulai dari jam 08:30 hingga 13:00. Non-stop.

Aku mendengarkan banyak permasalahan orang-orang, dan aku juga mendengarkan banyak cerita. Cerita yang menjadi makna pandangan seseorang.

Cerita tersebut menandakan bahwa orang tersebut ‘ada’.

Ada. Eksis. Hadir.

Dan aku mendadak bersyukur karena aku ada, dan bisa merasakan dan mendengarkan ragam cerita sesama manusia.

Dan dalam prosesnya, aku bisa melengkapi ceritaku dengan eksistensiku.

 

Kita ada untuk melengkapi cerita.

"Existence is a series of footnotes to a vast, obscure, unfinished masterpiece." - Vladimir Nabokov

Translate: Keberadaan kita adalah sebuah catatan kaki dari sebuah mahakarya yang luas, samar, dan belum terselesaikan.

Quotes yang disebutkan oleh Vladimir Nabokov, seorang novelis Russia-Amerika, menjelaskan bahwa eksistensi kita adalah untuk melengkapi sebuah cerita.

Apa yang dimaksud?

Bahwa kita ‘ada’ untuk melengkapi cerita diri sendiri. Sebuah teka-teki eksistensi.

Sederhananya, kita ingin jadi apa. Apa kontribusi yang bisa kita berikan untuk masyarakat. Apa sebenarnya yang menjadi tujuan kita hadir di dunia ini.

Itulah ‘cerita’ yang harus kita lengkapi dari eksistensi ataupun kehadiran kita.

Pada intinya, kita selalu berproses untuk meramu cerita kita sendiri.

Selalu ada pertanyaan demi pertanyaan yang harus kita jawab untuk memecahkan teka-teki eksistensi.

Misal kita dulu SMP, ingin memilih SMA yang ideal. Di Indonesia, kita juga memilih penjurusan saat SMA. Apakah kita ingin mengambil peminatan ilmu pengetahuan alam, ataupun ilmu pengetahuan sosial. Bahkan di beberapa SMA, juga ada peminatan bahasa.

Jikalaupun kita tidak memilih SMA, ada juga pilihan pendidikan vokasional melalui SMK, dengan ratusan ragam jurusan yang beragam.

Belum lagi ketika kita lulus SMA, kita masih harus berpikir apakah lanjut berkuliah ataupun lanjut bekerja / berkarir. Pertanyaan inilah yang menentukan cerita kita masing-masing.

 

Hebatnya juga, manusia didesain untuk melengkapi cerita orang lain.

Kita juga berperan dalam cerita orang lain. Kita hadir untuk melengkapi kisah orang lain.

Hal tersebut terjadi saat kita berdiskusi, saat kita menjalankan peran, dan saat kita berkomunikasi dan ngobrol dengan orang lain.

Pernah kah kamu merasa bahwa kehadiran orang lain bermakna besar untukmu?

Mungkin ada masanya kamu jatuh, dan ada masanya kamu lelah, dan tiba-tiba omongan sederhana yang disampaikan oleh orang lain membuatmu semangat menjalani hidup?

Itu adalah proses ketika ceritamu dilengkapi oleh orang lain.

Dan sebaliknya.

Kamu juga bisa melengkapi cerita orang lain.

Kehadiranmu melengkapi cerita orang lain.

Hal-hal kecil yang kamu lakukan untuk orang lain, bisa menjadi hal yang besar untuknya.

Terkhususnya untuk mereka yang benar-benar membutuhkan bantuan.

Banyak orang yang membutuhkan bantuan, dan sayangnya, tidak semua orang sadar bahwa mereka butuh bantuan.

Dan sadarilah, hal-hal sederhana yang kamu lakukan bisa berdampak besar di ceritanya orang lain.

Karena itu jangan meremehkan eksistensimu, dan fakta bahwa kamu ‘ada’.

Kamu ada, dan bermakna.

 

Kesimpulan

Orang lain berdampak pada kita dengan cara yang tidak pernah kita duga.

Sebaliknya, kita dapat berdampak pada orang lain dengan cara yang tidak kita duga.

Kita ada, dan itu bermakna. Karena itu selamat menggali kebermanfaatan untuk orang lain.

Semoga tulisan ini bermanfaat ya!

Jika ada pertanyaan, silahkan tulis di bawah dan mari berdiskusi!

Semoga kita dalam keadaan baik.

 

Copyright disclaimer

Segala tulisan ini adalah buah pemikiran dari Samuel Dimas Suryono (samueldim). Tulisan ini dapat diproduksi dalam bentuk yang berbeda sesuai ijin dari penulis. Jika anda ingin memproduksi ulang, harap cantumkan sumber yang jelas bahwa anda terinspirasi oleh “samueldim.com” ataupun “@samueldim” ataupun “Samuel Dimas Suryono”. Terima kasih!