Tips mudah menjalin relasi: Carilah kesamaan.


Manusia suka mencari kesamaan.

Dalam suatu kondisi yang asing dan sama sekali tidak dikenal, manusia cenderung mencari manusia lain yang memiliki kesamaan.

Bayangkan kamu berada dalam ruangan yang berisikan orang dari beberapa latar belakang yang beragam, agama ataupun ras.

Jikalau kamu diminta untuk berkenalan, maka tentunya kita akan mencari orang yang memiliki kesamaan dengan kita.

Dan inilah sifat manusia.

Lihat orang sekitarmu, pasti mereka adalah orang yang memiliki kesamaan denganmu.

Sama-sama receh, sama-sama suka kirim meme pinggir jurang, dan lain sebagainya.

 

Kenyamanan datang dari kesamaan.

Nyatanya, orang akan memiliki kecenderungan untuk mendekati mereka yang memiliki kesamaan dengan dirinya.

Kesamaan ras, setidaknya kesamaan ras akan memperbesar kemungkinan kesamaan bahasa dan akan mempermudah proses pengenalan.

Kesamaan usia, akan mempermudah sharing konteks cerita ataupun budaya yang sama. Jikalau kamu berusia 40 tahun, tentulah kamu akan lebih nyaman ngobrol dengan mereka yang usia 45, dibanding dengan mereka yang berusia 15 tahun.

Kesamaan gaya berpakaian, akan mempermudah pembicaraan. Dimulai dari tipe-tipe baju yang digunakan, “Beli dimana?”, dan banyak pertanyaan lainnya.

Kenyamanan, datang dari kesamaan.

Jikalau kamu berada dalam tempat yang asing, misalnya sekolah baru, angkatan baru, ataupun tempat kerja yang baru, otomatis kita akan mendekati tempat yang paling nyaman. Misal, mendekati sama-sama orang baru ataupun anak baru.

Dan inilah kesamaan manusia.

Secara prinsip psikologi evolusi, jika kita mendekat kepada orang-orang yang memiliki kesamaan ataupun rupa yang sama dengan kita, hal ini akan mempermudah identifikasi dan saling menjaga satu sama lain.

Prinsip psikologi evolusi: Kesamaan membuat kita mudah survive. Kesamaan cara kerja, kesamaan cara berpikir, dan lain sebagainya.

Dimanapun itu, manusia cenderung membentuk suku-suku baru yang sesuai dengan dirinya. Entah itu secara karakteristik, rupa, ataupun cara pandang lainnya.

 

Dasar-dasar pendekatan terhadap orang lain.

Pemahaman ini adalah dasar yang baik untuk mendekat ataupun memiliki relasi terhadap orang lain.

Ingin mencari teman baru di kantor, sekolah, ataupun tempat-tempat lain? Cari kesamaannya. Identifikasilah apa kesamaan yang bisa kita miliki.

Paling mudah, identifikasi dari beberapa kesamaan fisik yang kita miliki. Jika ada kesempatan dan waktu lebih untuk mengenal, barulah kita menyempatkan diri untuk mengenal kesamaan-kesamaan psikologis.

Kesamaan inilah yang akan menjadi titik awal kita saat membahas, dan mempermudah menuju kesamaan-kesamaan selanjutnya.

Paling mudah, mulailah dari hobi. Inilah contohnya:

“Apa yang suka kamu lakukan saat waktu senggang?” Lalu misal ia menjawab. “Aku suka bermain musik.”

Maka ada beberapa respon yang bisa kita sampaikan. Kita juga bisa memberi beberapa respon.

Respon 1: Mencari tahu lebih jauh. “Oh ya, jenis musik apa yang biasanya dimainkan?” ataupun “Oh ya, alat musik apa?”

Respon 2: Membahas kesamaan secara langsung. “Oh ya, aku juga bermain musik lho. Aku gitar, kamu pegang alat musik apa?” ataupun “Wah iya dulu aku juga sempat suka main musik, dulu aku pengang gitar. Kalau kamu gimana?”

Respon 3: Membahas kesamaan terhadap hal yang mirip (misal ia bermain musik, kamu mention bahwa kamu suka mendengar musik). “Suka main musik? Wah kebetulan aku juga suka denger musik. Kamu suka main musik genre apa?”

Jika kesamaan ini dapat kita respon dengan cepat, kita akan mudah untuk memulai percakapan dan dapat membangun relasi dengan optimal.

 

Kesimpulan

Beberapa teknik di atas akan mempermudah cara kita membangun relasi.

Hanya saja, jangan sampai kamu berpura-pura sama dengan orang lain ya!

Hal ini akan membuat dirimu lelah dan tidak berelasi dengan tulus.

Jikalau kamu suka, katakanlah suka. Jikalau kamu tidak suka, ya katakan saja.

Semoga tulisan ini bermanfaat ya!

Jika ada pertanyaan, silahkan tulis di bawah dan mari berdiskusi!

Semoga kita dalam keadaan baik.

 

Copyright disclaimer

Segala tulisan ini adalah buah pemikiran dari Samuel Dimas Suryono (samueldim). Tulisan ini dapat diproduksi dalam bentuk yang berbeda sesuai ijin dari penulis. Jika anda ingin memproduksi ulang, harap cantumkan sumber yang jelas bahwa anda terinspirasi oleh “samueldim.com” ataupun “@samueldim” ataupun “Samuel Dimas Suryono”. Terima kasih!