Milikilah rasa ingin tahu seperti anak-anak.


Sebagai orang dewasa, ketika kita melihat anak kecil pasti terheran-heran. Satu hal yang terbersit di pikiranku adalah: “Anak kecil ini kok nggak ada capeknya ya?”

Dia suka banget berlari kesana kemari, jalan ke sudut sudut ruangan, memasukkan benda-benda asing ke mulutnya, dan nggak ada henti-hentinya tertawa. Anak kecil selalu terlihat bahagia sekali.

Di sosial media pun banyak bersliweran video-video anak kecil yang tertawa terbahak-bahak karena hal sederhana. Ada anak kecil yang terbahak bahak jika orang tuanya mengupas ketela. Ada yang tertawa bahagia ketika orang tuanya merobek kertas. Dan banyak-banyak hal random lainnya.

Lalu aku pun bertanya, kenapa kok anak kecil bisa sebahagia itu ya?

Mungkin karena rasa ingin tahu mereka tidak terbatas.

 

Rasa ingin tahu dan eksplorasi.

Ya, rasa ingin tahu ini didasari oleh keinginan yang besar untuk melakukan eksplorasi terhadap dunia sekitarnya.

Anak kecil sangat senang melihat hal-hal baru, sesuatu yang ia tidak pernah lihat sebelumnya. Rasa ingin tahu ini membuat ia mengeksplorasi sudut-sudut ruangan.

Dan dengan imajinasinya, rasa ingin tahu tersebut memberi ia jawaban-jawaban yang membuatnya lega dan senang.

Jika aku mencoba melihat dari sudut pandang anak-anak, hal inilah yang membuat ia selalu tertawa dan bahagia ketika eksplorasi.

Karena itu reminder: jika ada anak kecil yang sedang mengeksplorasi jangan sampai halangan-halangan dari kita memusnahkan rasa ingin tahunya. Tetapi tetap keselamatan nomor satu.

Kenapa?

Karena jika pengingat itu dilakukan secara tidak tepat, akan memadamkan rasa ingin tahunya. Dan ia bisa menjadi manusia dewasa seperti kita, yang sedikit bertanya dan sedikit penasaran.

 

Mengapa orang dewasa jarang yang ingin tahu?

Ketika menulis, ini juga yang menjadi pertanyaanku. Anak kecil selalu terlihat bahagia. Orang dewasa belum tentu terlihat bahagia. Mengapa?

Apa yang terjadi di pertumbuhan manusia sampai-sampai orang dewasa tidak memiliki pandangan ataupun pancaran sinar itu di matanya?

Mungkin karena, jawaban-jawaban pertanyaan itu tidak se ideal yang kita bayangkan.

Akhirnya, jawaban tersebut meredupkan semangat kita untuk bertanya. Dan bukan tidak mungkin, kekecewaan tersebut membuat kita takut akan hari esok.

Tapi disini aku teringat kembali, bahwa kesusahan sehari cukuplah sehari. Janganlah takut dengan jawaban pertanyaanmu.

Bertanyalah dengan bebas dan bertanggung jawab. Jangan sampai ketakutanmu terhadap jawaban, membuat rasa ingin tahumu pudar.

Beberapa pertanyaan memang mengerikan, namun sangat bergantung dengan respon kita. Contohnya begini. Sekarang Desember 2023. Tidak terasa 1 bulan lagi akan jadi tahun 2024.

Bagaimana caramu bertanya untuk tahun 2024?

Pandangan yang menakutkan, pasti berkisar seputar pengalaman-pengalaman negatif. “Tahun 2023 sudah ada 2 perang, apalagi tahun 2024?” “Tahun 2023 banyak sekali kesulitan ekonomi dan inflasi, apalagi tahun 2024?” “Tahun 2023 banyak bencana, apalagi tahun 2024?”

Lama-kelamaan, kita akan malas untuk bertanya. Sesekali, bertanyalah seperti anak kecil yang penuh harapan dan optimisme.

“Tahun 2024 membawa kesempatan baru nggak ya?” “Tahun 2024 membawa tantangan apa ya?” “Apa aja impianku yang akan tercapai di tahun 2024 ya?”

Cara kita bertanya, menentukan optimisme ataupun pesimisme kita.

 

Kesimpulan

Jangan pernah berhenti bertanya.

Jikalau jawaban dari pertanyaan menakutkan buatmu, mungkin cara bertanyamu yang salah.

Yang jelas, manusia hidup dengan rasa ingin tahu. Dan hal tersebut tidak mungkin dipadamkan.

Semoga tulisan ini bermanfaat ya!

Jika ada pertanyaan, silahkan tulis di bawah dan mari berdiskusi!

Semoga kita dalam keadaan baik.

 

Copyright disclaimer

Segala tulisan ini adalah buah pemikiran dari Samuel Dimas Suryono (samueldim). Tulisan ini dapat diproduksi dalam bentuk yang berbeda sesuai ijin dari penulis. Jika anda ingin memproduksi ulang, harap cantumkan sumber yang jelas bahwa anda terinspirasi oleh “samueldim.com” ataupun “@samueldim” ataupun “Samuel Dimas Suryono”. Terima kasih!