Kapan masalahmu akan tuntas?


Ketika kamu menyelesaikannya.

Mungkin terdengar klise, tetapi itu yang sering terjadi.

Banyak sekali orang yang overthinking tentang masalah.

“Kalau begini, nanti gimana ya? Kalau begitu, nanti gimana ya?”

“Kira-kira kalau aku begini, nanti akan terjadi hal seperti apa ya?”

Pemikiran seperti itu yang akan penuh di pikiranku.

Aku bingung bagaimana tentang masalahku dan aku terlalu dalam memikirkan mengenai masalah itu.

Sampai-sampai aku lupa, bahwa masalah tidak akan selesai kalau tidak diselesaikan.

Sekali lagi, masalah tidak akan tuntas kalau kita tidak menyelesaikannya.

 

Semua perlu langkah awal.

Masalah tidak akan selesai jika semuanya masih berada di pikiranmu.

Kamu mungkin berharap ada keajaiban atau orang lain yang menyelesaikan masalahmu.

Tidak.

Kamu bertanggung jawab atas masalahmu sendiri.

Ketika aku memiliki masalah, aku memang punya kecenderungan untuk overthinking.

Dipikir terus sampai cemas.

Tetapi disitulah tulisan ini membantuku.

Tulisan dan renungan ini membantuku menyadari bahwa masalah tidak akan selesai kalau kita tidak memiliki suatu langkah awal.

Langkah awal tersebut adalah menuliskan masalah tersebut.

 

Ditulis = setengah selesai.

Beberapa waktu ini aku mengajar beberapa mata kuliah yang kompleks kepada mahasiswa.

Beberapa mahasiswa nampak kebingungan. Aku pun sampaikan kepada mereka.

“Kalau kamu bingung, menulislah.”

Ketika aku cemas, aku pun teringat lagi dengan saran yang kuberikan kepada mahasiswa.

Menulis tentang apa?

Menulis tentang masalahmu.

Apa masalahnya, apa yang kamu pikirkan, apa yang kamu takutkan, peluang solusinya, apa halangannya, apa tantangannya? Dan lain sebagainya.

Menulis masalah diperlukan supaya masalah segera tuntas.

“If you can write down the problem clearly, it is half solved.” – Kidlin’s Law.

Terjemahan: Kalau kamu bisa menuliskan sebuah masalah dengan jelas, maka masalah tersebut sudah setengah selesai.

Sehingga setelah menuliskan, saatnya mengerjakan dan dilakukan supaya tuntas.

Tetapi pada intinya, jikalau pemikiranmu sedang terbebani banyak dengan sebuah masalah.

Tuliskan. Supaya masalah tersebut tidak memberatkan kondisi mentalmu.

Setelah itu lakukan yang terbaik, sisanya serahkan kepada Tuhan.

Tetapi masalah tetap harus dikerjakan terlebih dahulu.

 

Kesimpulan

Manusia hidup pasti penuh dengan masalah. Almarhum ayah saya pernah bilang, kalau tidak mau punya masalah ya tinggal saja di hutan.

Hidup pasti penuh dengan masalah. Sehingga kemampuan kita dalam menyelesaikan sebuah masalah adalah kunci.

Namun, jika pikiran terlalu berat dan penuh dengan banyak kesulitan: saatnya menuliskan, dan barulah dikerjakan.

Jikalau ada kesulitan, jangan segan-segan mencari bantuan profesional ya!

Jika ada pertanyaan, silahkan sampaikan dan mari berdiskusi.

Semoga tulisan ini bermanfaat dan semoga kita dalam keadaan baik.

 

Copyright disclaimer

Segala tulisan ini adalah buah pemikiran dari Samuel Dimas Suryono (samueldim). Tulisan ini dapat diproduksi dalam bentuk yang berbeda sesuai ijin dari penulis. Jika anda ingin memproduksi ulang, harap cantumkan sumber yang jelas bahwa anda terinspirasi oleh “samueldim.com” ataupun “@samueldim” ataupun “Samuel Dimas Suryono”. Terima kasih!