Marilah berdamai dengan diri sendiri.




Ketika aku menuliskan judul itu, aku merasa agak sedikit aneh.

Berdamai dengan diri sendiri? Apa maksudnya?

Sederhananya mungkin begini.

Lawan kata damai adalah perang.

Dan tanpa disadari, sebagian besar dari kita mungkin sedang berperang dengan diri sendiri.

Ketika aku mencoba merefleksikan kembali, hal ini mungkin terjadi karena dua hal.

Satu, penyesalan. Dua, ekspektasi.

Aku akan mencoba menjelaskan kedua hal tersebut, sebisaku.

 

Penyesalan akan yang pernah terjadi.

Seseorang bisa berperang dengan dirinya sendiri karena penyesalan.

Terkhususnya mengenai hal-hal yang pernah dilakukan, ataupun tidak pernah dilakukan di masa lalu.

Penyesalan ini akan dimulai dengan kata: “Seandainya.”

“Seandainya saat itu aku menyatakan cintaku, pasti sekarang aku…”

“Seandainya saat itu aku tidak terbawa emosi, pasti sekarang aku…”

“Seandainya saat itu aku bersyukur, pasti sekarang aku…”

Kata seandainya muncul ketika kita melihat ke belakang, dan melihat hal-hal yang terjadi.

Ketika kita merefleksikan suatu event terjadi di masa lalu, kita berandai-andai bisa memberikan respon yang lebih baik.

Mengapa?

Karena kita merasa respon kita di saat itu masih kurang ideal.

Mungkin kita merasa hal tersebut menyakiti orang lain, ataupun merugikan orang lain, ataupun adanya kesempatan yang tidak tercapai.

 

Ekspektasi hidup sekarang.

Rumusnya memang cukup sederhana. “Seandainya … maka …”

Seandainya aku X, maka aku pasti Y. Padahal, tidak juga.

Disitulah yang aku maksud dengan ekspektasi.

Kata-kata dan kalimat “Seandainya … maka …” kemungkinan besar muncul karena, kamu merasa kondisi hidup sekarang ini masih kurang ideal.

Kamu tidak mencapai karir yang kamu mau.

Kamu tidak memiliki gelar yang kamu mau.

Kamu tidak memiliki pasangan yang kamu mau.

Apapun lah.

Tetapi yang jelas karena hidupmu sekarang melenceng dari ekspektasimu, kamu merasa bahwa ada kesalahan yang kamu lakukan di masa lalu.

Tetapi benarkah demikian?

 

Banyak hal yang diluar kontrol kita.

Lagi-lagi aku selalu menekankan bahwa banyak sekali hal yang diluar kontrol kita.

Teman-teman, ketika kamu merasa hidupmu kurang ideal dan ekspektasimu tidak tercapai, maka jangan terlalu keras menyalahkan dirimu sendiri.

Kita memang bisa berusaha sekuat mungkin, tetapi banyak hal diluar kontrol kita.

Kita bisa berusaha membuat A, B, C, dengan harapan yang tinggi.

Tetapi hal tersebut tidak tentu berhasil, and it’s okay.

Kalau kamu tidak berusaha, ya itu salahmu.

Tetapi kalau kamu sudah berusaha dan gagal, tolong jangan berperang dengan diri sendiri.

Berdamailah dengan dirimu yang sudah membawamu sampai sejauh ini.

 

Kesimpulan

Mungkin ada yang hal kurang ideal, kamu masih merasa banyak hal yang belum kamu capai.

It’s okay, masih ada hari esok. Jangan berperang dengan dirimu sendiri, sadarilah keterbatasanmu.

Yang jelas berdamailah dengan dirimu sendiri, sadari bahwa kita manusia dan kemampuan kita memang terbatas.

Jikalau ada kesulitan, jangan segan-segan mencari bantuan profesional jika memang diperlukan.

Jika ada pertanyaan, silahkan sampaikan dan mari berdiskusi.

Semoga tulisan ini bermanfaat dan semoga kita dalam keadaan baik.

 

Copyright disclaimer

Segala tulisan ini adalah buah pemikiran dari Samuel Dimas Suryono (samueldim). Tulisan ini dapat diproduksi dalam bentuk yang berbeda sesuai ijin dari penulis. Jika anda ingin memproduksi ulang, harap cantumkan sumber yang jelas bahwa anda terinspirasi oleh “samueldim.com” ataupun “@samueldim” ataupun “Samuel Dimas Suryono”. Terima kasih!