Marilah kita belajar untuk tetap peduli.




Menjadi seseorang yang peduli terhadap kehidupan orang lain bukanlah hal mudah.

Kita memiliki masalah kita masing-masing, dengan segala perjuangannya masing-masing.

Perjuangan menghadapi masalah pekerjaan, masalah pendidikan, masalah ekonomi, dan lain sebagainya.

“Ngapain menghabiskan waktu dan energi untuk mempedulikan orang lain?” Itu kan yang ada di pikiranmu?

Percaya atau tidak, itu ada di pikiranku juga.

Hari ini aku sedang banyak sekali pikiran, dan juga banyak sekali tantangan yang harus dihadapi.

Aku sibuk dengan duniaku, aku sibuk dengan pikiranku, dan aku berkutat dengan semua solusi yang kupikirkan untuk diriku sendiri.

Tetapi justru aku melupakan hal penting.

Manusia tidak didesain untuk berjuang sendiri.

Manusia tidak akan bisa mengisi kekosongan dirinya jika ia berfokus pada dirinya saja.

Sebab hati manusia memang tidak akan pernah puas terisi.

 

Lihat sekitarmu.

Apa yang kamu miliki? Bagikanlah kepada orang lain.

Mungkin kita tidak memiliki uang, bagikanlah hal yang lain.

Mungkin kita tidak memiliki ilmu, bagikanlah hal yang lain.

Mungkin kita tidak memiliki kekuasaan, bagikanlah hal yang lain.

Ketika aku peduli terhadap orang lain dan mulai berbagi, maka aku melihat refleksi diriku dalam dunia orang lain.

Sebenarnya, aku dan dia adalah orang yang sama.

Ketika kamu susah, kamu berharap orang lain peduli kepadamu bukan?

Bayangkan perasaannya.

Ketika kamu membutuhkan uang, ada orang yang memberikanmu uang.

Ketika kamu membutuhkan ilmu, ada orang yang memberimu ilmu.

Ketika kamu butuh ini itu, ada yang memberimu kesempatan.

Bagaimana perasannya? Pastinya penuh dengan rasa syukur dan berterima kasih kepada sang Pencipta.

Pada akhirnya sama.

Kita semua sama-sama berjuang, dan berusaha hidup dengan baik

Dan ketika aku peduli, aku berharap tindakanku bisa mencerahkan dunia dan pikirannya, serta meringankan sedikit perjuangan yang ia miliki.

 

Peduli tidak hanya soal berbagi.

Mungkin ada orang yang berkata kasar kepadamu.

Mari cobalah peduli terhadap dirinya, dan memulai berempati.

“Jangan-jangan, hari ini dia mengalami hari yang sangat buruk.” “Mungkin ia sedang lelah menghadapi tekanan hidup.”

Tahan lidahmu, tahan perkataanmu.

Mungkin juga ada orang yang membuatmu kesal di pekerjaanmu.

Mari coba kita memasang pola pikir ‘peduli’, dan memulai berempati.

“Mungkin ia berada dalam kondisi tertekan ya.” “Mungkin ada sesuatu yang sedang terjadi.”

Itu juga bagian dari sebuah tindakan peduli.

Di tengah-tengah semua kesulitan, marilah tetap menjadi baik.

 

Kesimpulan

Kita tidak harus menunggu sempurna untuk menolong orang. Kita bisa memulai dari apapun yang miliki.

Ditengah-tengah kesulitan dan perjuanganmu, tetaplah peduli dan saling membantu.

Karena, dengan membantu orang lain kamu juga membantu dirimu sendiri.

Jikalau ada kesulitan, jangan segan-segan mencari bantuan profesional jika memang diperlukan.

Jika ada pertanyaan, silahkan sampaikan dan mari berdiskusi.

Semoga tulisan ini bermanfaat dan semoga kita dalam keadaan baik.

 

Copyright disclaimer

Segala tulisan ini adalah buah pemikiran dari Samuel Dimas Suryono (samueldim). Tulisan ini dapat diproduksi dalam bentuk yang berbeda sesuai ijin dari penulis. Jika anda ingin memproduksi ulang, harap cantumkan sumber yang jelas bahwa anda terinspirasi oleh “samueldim.com” ataupun “@samueldim” ataupun “Samuel Dimas Suryono”. Terima kasih!