SHC kali ini adalah
sesuatu yang sangat personal buatku, dan angka 17 lah yang melengkapinya. Angka
17 ini tersematkan kepada 10 orang anak. Dan anak-anak inilah yang
menginspirasiku untuk memberi makna pada angka 17. Selama 2 hari kami berproses
bersama, hampir 48 jam dihabiskan bersama. Dan inilah, tiga pelajaran yang aku
dapat dari angka 17.
Pertama, sah-sah
aja kalau bingung.
Pada sesi
pertama fasilitator, saya membahas keresahan terbesar teman-teman. Bahwa mereka
tidak tahu akan jadi apa mereka nanti di masa depan.
Bingung karena merasa
bahwa mereka belum memiliki kemampuan yang oke.
Bingung karena
merasa topiknya terlalu sulit untuk dipahami.
Bingung karena
takut tidak bisa mendapatkan apa yang diinginkan.
Tapi bukankah
itu hidup?
Bahkan saat aku
mendengarkan cerita teman-teman, aku menyadari bahwa aku juga bingung tentang
masa depanku.
Aku pun
memiliki keresahan tentang karirku sendiri.
Aku memiliki banyak
pertanyaan tentang siapa aku.
Aku memiliki
banyak pertanyaan yang tidak kuketahui jawabannya.
Tapi bukankah
itu wajar?
Itulah seni
menjadi manusia.
Tetap maju sambil
berusaha memahami.
Kedua, jangan
berjuang sendiri.
Dalam permainan
dan dinamika kelompok 17 ini, aku melihat betapa kuatnya mereka berusaha memperhatikan
satu sama lain.
Bermain pos?
Tidak ada yang cedera.
Bermain jelajah
malam? Tidak ada yang tertinggal.
Bermain jelajah
pagi? Tidak ada yang jatuh sedikitpun.
Itulah kekuatan
dari berjuang bersama. Carilah orang yang memiliki keresahan sama denganmu,
ceritakanlah, perjuangkanlah. Mereka yang memiliki masalah sama akan saling
menguatkan. Saling memahami apa keresahan satu sama lain, dan juga saling
memahami apa kekurangan yang dimiliki.
Tiba-tiba,
jawabannya ada di pelupuk mata.
Singkat padat
dan jelas.
Jangan,
berjuang, sendiri.
Ketiga, jadilah
diri sendiri.
Salah satu
berkat (atau kutukan) menjadi seorang Psikolog adalah kemampuan untuk membaca
semua gerak-gerik orang. Apa yang mereka lakukan, apa yang mereka katakan, apa
yang mereka perbuat.
Seringkali
orang-orang memakai topeng. Dan nyatanya banyak orang dalam hidup ini memakai
topeng yang berlapis. Lapisan topeng yang tebal tersebut akan membuat kita
lelah. Kelelahan inilah yang akan membuat kita menebarkan rasa sakit kemana-mana.
Tapi tidak
dengan 17.
Apa adanya,
bukan ada apanya.
Singkat, padat,
bingung.
Tapi tetap
berjalan maju bersama.
Kalau ada yang
kurang cocok, disampaikan.
Kalau ada yang
kurang sesuai, dikomunikasikan.
Kalau ada yang
sudah dilakukan, maka diapresiasi.
Itulah
kesederhanaan mereka yang bermakna.
17 tidak harus
mengemis 3 supaya menjadi 20.
17 tidak harus
membuang 2 supaya jadi 15.
Sebab, 17
adalah 17.
Kesimpulan
Itulah 3
pembelajaran bermakna yang aku dapat dari mereka. Simpel. Personal. Bermakna.
Interaksi
dengan kelompok 17 membuat bagian kecil dari diriku sembuh dan bermakna.
Karena bukan
tentang menjadi apa, tapi tentang bersama siapa.